Google Sediakan Maskapai Kurir Drone pada 2017

Liberty Jemadu Suara.Com
Selasa, 03 November 2015 | 07:09 WIB
Google Sediakan Maskapai Kurir Drone pada 2017
Salah satu pesawat nirawak yang dijadikan kurir oleh Google (YouTube/Google).
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Google atau yang kini telah berubah menjadi Alphabet Inc, mengatakan akan mulai menyediakan layanan pengiriman paket pos menggunakan pesawat nirawak atau drone pada 2017.

David Vos, pemimpin Project Wing Google, mengatakan pihaknya sedang berbicara dengan otoritas penerbangan sipil Amerika Serikat (FAA) dan pemangku kepentingan lainnya untuk membentuk sebuah sistem pengatur lalu lintas drone, yang akan menggunakan teknologi seluler dan internet untuk mengkoordinasikan penerbangan di bawah ketinggian 152 meter.

"Target kami adalah mendirikan bisnis komersial pada 2017," kata Vos dalam jumpa pers di Washington, AS, Senin (2/11/2015).

Vos, yang juga mengepalai satuan tugas FAA untuk menciptakan sistem pendaftaran drone di AS, mengatakan sistem yang berfungsi untuk mendeteksi operator drone dan menjaga agar drone tidak bertabrakan dengan pesawat lainnya bisa rampung dibangun dalam 12 bulan.

Ia mengatakan bahwa sistem pendaftaran drone, yang diharapkan selesai dikembangkan pada 20 Desember, akan menjadi langkah awal dalam mengembangkan sebuah sistem yang lebih besar untuk mengatur lalu lintas drone di AS.

Menurut Vos, Google akan memanfaatkan ruang udara "Class G" untuk menerbangkan drone. Wilayah udara itu berada di bawah ketinggian terbang pesawat berawak, sehingga tak berbahaya untuk penerbangan sipil.

Google bukan satu-satunya perusahaan yang sedang berusaha mendirikan maskapai kurir drone di AS. Amazon, salah satu raksasa teknologi internet di AS, juga sedang membangun sistem pengiriman barang menggunakan drone.

Tetapi di AS, drone baru bisa digunakan secara luas setelah FAA mengesahkan peraturan yang mengatur tentang pengoperasian drone. Aturan itu diharapkan rampung tahun depan. (Reuters)

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI