Suara.com - Jauh sebelum menghebohkan Indonesia, aplikasi i-Doser telah memunculkan kekhawatiran di berbagai negara, salah satunya Amerika Serikat. Berbagai analisis mengenai i-Doser pun dilakukan oleh pakar setempat untuk mencari tahu efek yang ditimbulkan oleh 'narkobal digital' ini bagi penggunanya.
Salah satunya adalah pernyataan yang disampaikan oleh Oklahoma Bureau of Narcotics and Dangerous Drugs Control, Mark Woodward. Pernyataan ini menyusul ditemukannya tiga pelajar dari Mustang High School di Oklahoma, Amerika Serikat (AS), yang menunjukkan gejala mirip pengguna narkotika atau alkohol usai mencoba aplikasi i-Doser.
Menurut Woodward, efek i-Doser lebih mengarah ke terapi untuk suasana hati dibandingkan memicu pergeseran aktivitas otak.
"Yang dikhawatirkan justru ketika anak-anak menjelajahi aplikasi ini mereka berpeluang untuk mencoba ganja atau mencari hal lain yang lebih besar," kata Woodward seperti dilansir laman Huffington Post.
Sementara itu situs Psychology Today menyebut bahwa gelombang binaural justru dapat digunakan sebagai terapi untuk mengurangi kecemasan dan tidak berbahaya bagi anak-anak.
Temuan yang didapat University of South Florida menunjukkan bahwa gelombang binaural bisa membantu penderita ADHD (Attention Deficit Dyperactivity Disorder) untuk fokus.
"Hingga saat ini belum ada penelitian yang membuktikan bahwa gelombang suara binaural dapat membahayakan otak," tegas peneliti.
Peneliti: i-Doser Bisa Dijadikan Terapi
Rabu, 14 Oktober 2015 | 10:27 WIB
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News
BERITA TERKAIT
Inilah Aplikasi Pemesanan Perjalanan Terbaik di Asia Versi World Travel Tech Awards 2024
25 November 2024 | 14:51 WIB WIBREKOMENDASI
TERKINI
Tekno | 13:02 WIB
Tekno | 13:00 WIB
Tekno | 12:58 WIB
Tekno | 11:51 WIB
Tekno | 11:20 WIB
Tekno | 11:15 WIB