Belum diketahui pasti, apakah air tersebut berasal dari atmosfer Mars yang tipis, atau berasal dari sumber es yang meleleh di bawah permukaan. Dari manapun sumbernya, keberadaan air, meskipun hanya musiman, memunculkan kemungkinan bahwa Mars, yang semula disangka dingin dan mati, dapat mendukung kehidupan.
Namun, air bukan satu-satunya unsur pendukung kehidupan. Para ilmuwan membutuhkan informasi lebih banyak soal zat kimia yang terkandung dalam air tersebut.
Terlepas dari itu, sepekat apapun kadar garam, atau kadar zat kimia yang terkandung dalam air, dapat memberikan harapan bagi misi perjalanan masa depan menuju Mars. NASA menargetkan untuk mendaratkan astronotnya di Mars pada pertengahan era 2030-an.
"Mars memiliki sumber daya yang amat berguna bagi petualang masa depan," kata Grunsfeld.
"Air amat krusial karena kita membutuhkan air untuk minum, dan oksigen untuk bernafas," sambungnya.
Air dapat dipecah-pecah menjadi komponen molekul hidrogen dan oksigen untuk memproduksi bahan bakar roket. Dengan demikian, para astronot bisa menerbangkan kembali roket mereka ke Bumi. (Reuters)