Studi: Komputer di Sekolah Hambat Kecerdasan Pelajar

Liberty Jemadu Suara.Com
Rabu, 16 September 2015 | 07:12 WIB
Studi: Komputer di Sekolah Hambat Kecerdasan Pelajar
Ilustrasi murid-murid sekolah menggunakan komputer di dalam kelas (Shutterstock).
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Komputer rupanya tidak meningkatkan kecerdasan dan prestasi pelajar di sekolah dan bahkan menghambat mereka dalam belajar, demikian hasil riset yang diumumkan oleh Organisasi Untuk Kerja Sama dan Pembangunan Dunia (OECD), Selasa (15/9/2015).

Dalam studinya OECD menemukan sekitar tiga perempat pelajar di dunia menggunakan komputer di dunia dan menemukan bahwa teknologi komputer tak berimbas positif pada prestasi belajar para pelajar.

Sebaliknya dalam riset di sekolah-sekolah berprestasi Asia, tempat komputer dan telepon seluler pintar sudah jadi bagian dari kehidupan sehari-hari, ditemukan bahwa teknologi tak banyak digunakan di dalam kelas.

Ambil Korea Selatan sebagai contoh. Di sana para pelajar rata-rata menggunakan komputer selama sembilan menit di sekolah. Demikian juga di Hongkong, pelajar rata-rata hanya mengakses komputer selama 11 menit. Bandingkan di Australia dengan 58 menit, Yunani dengan 42 menit, dan Swedia dengan 39 menit.

"Ketika komputer digunakan dalam kelas, maka efeknya pada prestasi pelajar beragam," kata Andreas Schleicher, direktur bidang pendidikan OECD.

"Pelajar yang sangat sering menggunakan komputer di sekolah biasanya akan punya nilai buruk, bahkan jika mereka punya latar belakang sosial dan demografi bagus," lanjut dia.

Dalam studi itu OECD menggelar ujian bertaraf internasional dan ujian keterampilan digital di sejumlah sekolah di puluhan negara.

Studi itu menemukan bahwa sistem pendidikan yang banyak menggunakan teknologi informasi dan komunikasi menghasilkan siswa yang berprestasi di mata pelajaran matematika, ilmu pengetahuan alam, dan membaca.

Berdasarkan temuan itu, OCED mengajurkan agar sekolah-sekolah meningkatkan sumber daya guru atau pengajar. Keterampilan para guru sebaiknya ditingkatkan lagi agar mereka bisa mengubah teknologi komputer menjadi alat ajar yang lebih efektif di dalam kelas.

Guru didorong agar menciptakan dan menggunakan peranti lunak, media sosial, dan permainan yang lebih kaya untuk bereksperimen dan membuat simulasi di dalam kelas.

"Kontribusi yang sesungguhnya dari teknologi komunikasi dan informasi belum benar-benar dikeruk dan diterapkan dalam sekolah," simpul penelitian itu. (Phys.org)

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI