Suara.com - Tiga mahasiswa Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Muhammadiyah Surabaya (UMS) menciptakan kerupuk, es krim, bubur, dan nugget dari bahan baku jagung.
"Jagung bisa menjadi alternatif untuk beras, karena harga beras naik. Apalagi, kandungan protein dan vitaminnya tidak jauh berbeda, bahkan sedikit lebih baik," kata anggota tim mahasiswa UMS, Sulis Indriyawati, di kampusnya, Senin (24/8/2015)
Didampingi dua rekannya, Adam Joko S dan Septi Andriana, ia menjelaskan inovasi varian makanan berbahan baku jagung itu bermula dari pengabdian masyarakat yang mereka lakukan di Lamongan.
"Lamongan itu merupakan penghasil jagung nomor lima di Jatim, tapi panen mereka tidak maksimal sehingga keuntungan petani jagung tidak bisa maksimal," kata Sulis.
Atas dasar keinginan membantu petani jagung itu, ia bersama rekannya berusaha memodifikasi produk turunan jagung untuk mendongkrak nilai tambah jagung.
"Hasilnya, kandungan kalori jagung mencapai 108 kilo kalori, sedangkan beras 130 kilo kalori, tapi protein, vitamin, dan serat lebih tinggi jagung," kata Sulis.
Ia merinci yakni 3,3 gram protein jagung dan 2,4 gram protein beras, lalu 6 miligram vitamin jagung dan 0 miligram vitamin beras. Satu lagi, serat jagung 2,8 gram, sedangkan serat beras 0,3 gram.
"Jadi, jagung lebih memiliki antioksidan yang lebih baik sehingga mencegah radikal bebas yang memicu kanker serta meningkatkan kekebalan tubuh terhadap penyakit," kata dia.
Mahasiswi semester 6 dari D3 Kebidanan FIK UMS itu menambahkan inovasi yang akan diikutsertakan dalam PIMNAS 2015 di Kendari itu akan mendongkrak citra masyarakat tentang jagung.
Mereka memberi nama karya inovasinya dengan "Mahabarata" yang berarti inovasi mahasiswa bank rakyat dengan trend bantal jagung. "Istilah cerita tradisional agar mudah diingat masyarakat," katanya. (Antara)