Juli 2015 Tercatat Sebagai Bulan Terpanas Sejak Tahun 1880

Esti Utami Suara.Com
Jum'at, 21 Agustus 2015 | 12:57 WIB
Juli 2015 Tercatat Sebagai Bulan Terpanas Sejak Tahun 1880
Orang mendinginkan diri saat gelombang panas melanda Pakistan bulan lalu. (REUTERS/Akhtar Soomro)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Bulan Juli 2015 tercatat sebagai bulan terpanas sejak pencatatan mulai dilakukan National Oceanic and Atmospheric Administration (NOAA) pada tahun 1880 silam. NOAA dalam pengumumannya  pada hari Kamis (20/8/2015) mencatat suhu rata-rata sepanjang bulan Juli mencapai 61,86 derajat Fahrenheit atau 16,588 derajat Celcius.

Puncak bulan terpanas dunia sebelumnya dicatat pada Juli 1998 dan Juli 2010. Juli  biasanya memang menjadi bulan terpanas sepanjang tahun. Sejumlah negara, seperti Austria, Spanyol, Jerman dan Inggris hampir selalu memecahkan catatan waktu terpanas di bulan Juli.

NOAA mengatakan catatan ini menegaskan adanya pemanasan global. Dan tahun ini, pemanasan dipicu oleh fenomena El Nino di Samudra Pasifik.

"Dunia telah mengalami pemanasan, dan kini semakin panas. Itu ditunjukkan data kami dari waktu ke waktu," kata Jake Crouch, ilmuwan fisik di Pusat Informasi Lingkungan Nasional NOAA

Ia menambahkan, data ini membuktikan bahwa 2015 menjadi tahun terpanas. Tapi yang lebih penting dilakukan sekarang adalah mulai bersiap untuk menangkis dampak dari ini semua.

"Apa artinya ini bagi manusia yang tinggal di bumi?" ujarnya.

Menurut data NOAA, kota Bandar Mahshahr, Iran, mencatatkan panas paling ekstrem yang pernah diukur yakni pada 31 Juli. Menurut laporan media, suhu di kota itu mencapai 115 derajat Fahrenheit, sedangkan titik embun ada di 90 derajat.

Sedangkan Amerika Serikat adalah satu dari beberapa daerah yang terhindar dari panas ekstrim, bersama dengan bagian dari Asia Barat.
(sputniknews.com)

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI