Suara.com - Tak mudah menjadi seorang Chief Executive Officer (CEO) atau pemimpin dari sebuah perusahaan. Tak cukup hanya bermodal kepandaian, seorang CEO harus jeli membaca peluang dan punya visi memajukan perusahaan. Di samping itu semua, seorang CEO juga butuh jiwa kepemimpinan untuk menggali potensi seluruh bawahannya.
Berakhirnya jabatan seorang CEO bisa disebabkan oleh banyak faktor. Selain dipecat dewan direksi atau mengundurkan diri, biasanya seorang CEO tak lagi mengepalai perusahaannya karena meninggal dunia.
Berikut ini adalah lima CEO perusahaan teknologi yang berhenti memimpin akibat tutup usia. Padahal, mereka sedang berada di puncak kariernya.
CEO Nintendo ini tutup usia pada hari Sabtu, 11 Juli 2015 pekan lalu. Iwata meninggal dunia karena kanker pada usia 55 tahun.
Iwata memimpin Nintendo sejak tahun 2002, dua tahun setelah ia bergabung dengan perusahaan yang bermarkas di Kyoto tersebut. Iwata, yang memulai kariernya sebagai programmer itu, dikenal sebagai CEO yang penuh perhitungan.
Beberapa bulan sebelum meninggal dunia, Iwata memutuskan untuk merambah pasar game smartphone yang kian menggeliat. Kebijakan itu diambil setelah Nintendo kian terpuruk lantaran kalah bersaing dengan Sony dan Microsoft dalam pasar konsol.
Robert Golberg
CEO Survey Monkey, salah satu perusahaan internet yang menyediakan layanan survei mandiri via online untuk berbagai kebutuhan itu meninggal dunia pada bulan Mei lalu. Suami Chief Operating Officer (COO) Facebook, Sheryl Sandberg itu meninggal setelah terjatuh dari treadmill saat sedang berolahraga. Ia mengalami trauma dan kehilangan banyak darah dari kepalanya.
Robert bergabung dengan SurveyMonkey pada bulan April 2009. Robert pertama kali terjun ke dunia teknologi pada tahun 1994 dengan mendirikan Launch Media Inc. Perusahaan penyedia layanan musik dan konten musik itu diakuisisi Yahoo pada tahun 2001. Ia bertemu dengan Sheryl pada tahun 1996 dan menikah tahun 2004.