Xiaomi Berang Ada Wifi Khusus Ibu Hamil

Liberty Jemadu Suara.Com
Kamis, 25 Juni 2015 | 06:38 WIB
Xiaomi Berang Ada Wifi Khusus Ibu Hamil
Ilustrasi pemancar Wifi dari Qihoo (Amazon.com).
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Dua perusahaan teknologi Cina terlibat pertengkaran soal perangkat pemancar Wifi yang dibuat khusus untuk ibu hamil. Pertengkaran itu dipicu oleh Qihoo 360 yang memperkenalkan pemancar Wifi yang memiliki pengaturan khusus untuk perempuan yang sedang mengandung.

Qihoo 360, yang meluncurkan P1 Wi-fi, mengatakan bahwa perangkatnya itu bisa mengurangi pancaran radiasi yang membahayakan ibu hamil, hingga 70 persen. Zhou Hongyi, direktur utama Qihoo, mengatakan bahwa P1 menyasar "orang-orang yang khawatir akan bahaya radiasi."

Akan tetapi peluncuran produk ini dicecar oleh Xiaomi, rival terberat Qihoo di Cina.

"Apa yang disebut mode kehamilan itu hanya taktik marketing. Wi-fi adalah teknologi yang aman. Jadi tak usah cemas saat menggunakannya," tulis Xiaomi di akun resmi Weibo-nya.

Adapun Xiaomi baru-baru ini juga meluncurkan pemancar Wifi, yang menyuguhkan memori hingga enam terabyte dan koneksi berkecepatan tinggi. Produk Xiaomi itu tak punya pengaturan khusus untuk ibu hamil.

Perdebatan soal efek negatif gelombang elektromagnetik seperti Wifi pada manusia memang masih menjadi perdebatan. Adapun teknologi Wifi yang lazim digunakan oleh perusahaan teknologi adalah gelombang elektromagnetik rendah dan bersifat non-ion.

Di Amerika Serikat, misalnya, ada sebuah gerakan bernama BabySafe Wireless Project, yang mengklaim bahwa radiasi teknologi nirkabel bisa membahayakan perempuan hamil dan janin yang dikandungnya.

Akan tetapi organisasi kesehatan dunia, WHO, mengatakan tak ada bukti yang mendukung klaim tersebut.

"Seluruh bukti yang disajikan menunjukkan bahwa paparan (radiasi dari Wifi) tak meningkatkan risiko bahaya, misalnya memicu keguguran, malformasi, kecilnya bobot bayi, atau penyakit lainnya," bunyi pernyataan dalam website resmi WHO. (BBC)

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI