15 Pesantren di Indonesia Gunakan Listrik Energi Biogas

Ririn Indriani Suara.Com
Minggu, 14 Juni 2015 | 02:25 WIB
15 Pesantren di Indonesia Gunakan Listrik Energi Biogas
Ilustrasi biogas. (Shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Sebanyak 15 pesantren di seluruh Indonesia telah menggunakan energi biogas dari tinja manusia untuk pembangkit tenaga listrik sebagai upaya pemanfaatan energi baru dan terbarukan.

"Tahun ini ada 15 pesantren yang menjadi proyek pertama untuk menggunakan tenaga listrik dari biogas," kata Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Rida Mulyana saat kunjungan ke pesantren di Cirebon, Jawa Barat, Sabtu (13/6/2015).

Dia mengatakan untuk memproduksi energi tersebut sedikitnya dibutuhkan 500 orang dan saluran pembuangannya tidak boleh dicampur dengan saluran lain.

"Kalau bisa saluran pembuangannya jangan digabung dengan saluran lain apalagi dengan sabun, karena sabun dapat mematikan bakteri-bakteri yang menghasilkan gas," kata Rida.

Selain dengan tinja manusia, juga biogas dapat menggunakan tinja sapi, dengan perhitungan rata-rata kotoran tiga ekor sapi dapat menghasilkan energi sekitar 2.000 watt jam atau sama dengan satu liter solar/satu liter minyak tanah.

Kepala Unit Pengendali Kerja Widhyawan Prawiraatmadja mengatakan ini adalah bentuk untuk memberdayakan masyarakat agar membantu pemerintah untuk mewujudkan program pembangkit tenaga listrik 35 ribu watt dalam lima tahun.

"Kita tidak bisa terus-terus bergantung kepada investor, kita juga harus mandiri, maka itu pemberdayaan masyarakat perlu dilakukan dengan sosialisasi mereka untuk mulai menggunakan energi baru dan terbarukan," kata dia.

Pemerintah mengalokasikan sekitar Rp1 triliun dari APBN-P 2015 untuk pemberdayaan masyarakat dalam membangun pembangkit tenaga listrik tenaga surya.

Sampai saat ini, yang paling banyak dibangun adalah pembangkit listrik tenaga surya.

Selain memanfaatkan energi baru dan terbarukan pemerintah juga menyarankan masyarakat untuk konservasi energi dengan mematikan lampu jika tidak digunakan atau membangun bangunan dengan jendela agar sinar matahari masuk dan tidak memerlukan lampu. (Antara) 

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI