Bahkan Kaspersky Pun Dibobol Peretas

Liberty Jemadu Suara.Com
Kamis, 11 Juni 2015 | 15:28 WIB
Bahkan Kaspersky Pun Dibobol Peretas
Ilustrasi perusahaan keamanan komputer Kaspersky (Shutterstock).
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Kaspersky Lab, salah satu perusahaan penyedia jasa keamanan komputer dunia asal Rusia, mengaku jika sistem komputernya baru-baru ini telah diterobos oleh peretas. Kaspersky yakin para peretas berusaha mencuri teknologi-teknologi terbarunya.

Dalam keterangan resminya Kaspersky mengatakan bahwa teknik yang digunakan para peretas belum pernah diketahui sebelumnya. Serangan itu sendiri berhasil diidentifikasi secara dini, meski berhasil mengintip sejumlah data yang tidak sensitif.

"Serangan canggih ini menggunakan cara-cara yang belum pernah kami saksikan dan karenanya sangat mengesankan. Biayanya diperkirakan mahal sekali," kata Costin Raiu, direktur riset global dan tim analisis Kaspersky Lab.

Ia mengatakan bahwa para peretas memasukkan program jahat (malware) melalui Microsoft Software Installer, yang biasa digunakan oleh staf bidang teknologi informasi (TI) untuk menginstal sebuah program di komputer yang berada di lokasi berbeda.

Malware itu, jelas Raiu, tidak bersembunyi di dalam file-file yang tersimpan, tetapi menempel di dalam memori komputer, sehingga sangat sukar dideteksi.

Kaspersky mengatakan bahwa serangan ini masih berhubungan dengan Duqu, sebuah variasi awal Trojan yang ramai dibicarakan 2011. Duqu pernah digunakan oleh pihak-pihak tertentu untuk menyerang sistem komputer di Iran, India, Prancis, dan Ukraina.

Selain itu Kaspersky juga menemukan bukti bahwa virus yang kemudian mereka sebut "Duqu 2.0" itu juga menyerang beberapa tempat yang pernah digunakan sebagai lokasi perundingan nuklir antara Iran dengan negara Barat.

Adapun pihak yang paling getol menolak rencana perdamaian Barat dengan Iran adalah Israel dan Arab Saudi.

Meski demikian Kaspersky meyakinkan para pelanggannya bahwa bisnis mereka tetap aman dan gangguan itu bisa ditangkal, setidaknya sejauh ini. (BBC)

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI