Suara.com - Laman resmi Angkatan Darat Amerika Serikat (US Army) diserang peretas pada Senin (8/6) waktu setempat. Pihak US Army kemudian menutup laman www.army.mil tersebut sebagai mencegah kerusakan lebih lanjut.
Kabar penutupan laman army.mil itu disampaikan Kepala Humas Angkatan Darat AS, Brigadir Jenderal Malcolm Frost.
“Angkatan Darat menempuh langkah-langkah pencegahan dengan menutup laman untuk sementara guna memastikan tidak ada data yang bisa diterobos,” demikian pernyataannya.
Kelompok yang menyebut diri mereka "The Syrian Electronic Army" mengklaim bertanggung jawab atas serangan ini.
Serangan peretas diketahui setelah muncul sejumlah pesan pada layar situs seperti, "Hentikan melatih teroris" atau "Komandan-komandan Anda mengakui melatih orang-orang yang akan Anda lawan sampai mati".
Insiden peratasan ini terjadi lima bulan setelah Komando Pusat AS mengaku harus menutup akun Youtube dan Twitter mereka setelah mengalami serangan vandalisme dari peretas pro-ISIS.
Mendengar kabar peretasan ini, Presiden AS Barack Obama yang sedang menghadiri pertemuan G-7 di Jerman, langsung mendesak Kongres untuk mengesahkan Hukum Keamanan Siber yang selama ini selalu didorang Gedung Putih.
"Kita harus lebih agresif daripada sebelumnya," kata Obama. (USA Today)