Suara.com - Simpanse mempunyai sebagian besar kemampuan mental yang diperlukan untuk memasak makanan, demikian hasil penelitian terbaru di Amerika Serikat yang diterbitkan dalam jurnal Royal Society edisi 3 Juni kemarin.
Studi itu bertujuan untuk membuktikan bahwa kemampuan untuk memasak sudah tertanam dalam otak oleh nenek moyang manusia sejak jutaan tahun silam. Selain itu studi itu juga menyimpulkan bahwa manusia sudah mulai memasak makanan segera setelah mengetahui cara mengendalikan api.
Dalam penelitian itu, Felix Warneken dari Universitas Harvard menggelar serangkaian eksperimen yang melibatkan beberapa ekor simpanse. Tujuannya adalah untuk mengetahui apakah primata itu memiliki kemampuan mental untuk memasak.
Warneken menggelar serangkaian eksperimen. Ia mengamati apakah simpanse lebih memilih makanan yang sudah dimasak atau yang masih mentah. Ia juga memantau apakah simpanse bisa menunggu makanan mentah dimasak hingga matang.
Sementara dalam sebuah eksperimen ditemukan bahwa saat diberi makanan mentah, simpanse akan menyimpannya di dalam sebuah kotak, yang oleh para ilmuwan kemudian digantikan dengan makanan yang sudah matang dimasak.
Nah, pertanyaannya kini, mengapa simpanse tidak memasak makanannya sendiri?
Menurut Warneken ada dua alasan simpanse tak memasak makanannya sendiri. Pertama binatang itu belum bisa mengendalikan api. Kedua memasak membutuhkan keterampilan sosial dan ini juga tak dimiliki simpanse.
Yang dimaksud dengan keterampilan sosial oleh Warneken adalah kemampuan simpanse untuk mempercayai rekan dalam kelompoknya tidak akan mencuri makanan mentah yang ia siapkan untuk dimasak.
Warneken mengatakan bahwa eksperimennya menunjukkan bahwa sebagian besar keterampilan mental yang dibutuhkan untuk memasak sudah dimiliki nenek moyang manusia sejak 5 sampai 7 juta tahun silam. Jadi memasak mulai dipraktikan oleh manusia ketika sudah bisa mengendalikan api dan saat sudah ada rasa percaya bahwa manusia lain tak akan mencuri makanannya.
"Rasa percaya adalah komponen penting agar memasak bisa dipraktikan dalam kelompok sosial," kata Warneken.
Motivasi di balik studi Warneken itu adalah untuk membuktikan sebuah teori lain yang mengatakan bahwa memasak adalah faktor yang membuat otak manusia menjadi lebih besar.Teori itu ditelurkan oleh pakar primata, Richard Wrangman, rekan Warneken di Harvard.
Menurut Wrangman dengan memasak manusia purba bisa memeroleh lebih banyak protein dan asupan itu yang membuat otak manusia bertumbuh lebih besar. Dengan demikian hasil studi Warneken ini mendukung teori Wrangman.
"Agar hipotesis (Wrangman) terbukti, maka manusia harus sudah mengenal praktik memasak sejak awal evolusi," kata Warneken.
Sejumlah pakar dalam evolusi manusia mengatakan studi Warneken ini menarik karena simpanse dan manusia mempunyai kemampuan psikologi yang sama, meski studi ini tak menambah banyak informasi terkait sejarah evolusi manusia. (BBC)
Studi: Simpanse Miliki Kemampuan untuk Memasak
Liberty Jemadu Suara.Com
Jum'at, 05 Juni 2015 | 06:41 WIB
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News
BERITA TERKAIT
Museum Manusia Purba Sangiran, Destinasi Wisata Edukatif yang Diakui UNESCO
18 Desember 2024 | 18:45 WIB WIBREKOMENDASI
TERKINI
Tekno | 22:27 WIB
Tekno | 22:17 WIB
Tekno | 21:27 WIB
Tekno | 20:37 WIB
Tekno | 20:32 WIB
Tekno | 19:15 WIB
Tekno | 18:45 WIB