Fosil Rahang di Etiopia Buktikan Ada Spesies Manusia Tak Dikenal

Liberty Jemadu Suara.Com
Kamis, 28 Mei 2015 | 18:08 WIB
Fosil Rahang di Etiopia Buktikan Ada Spesies Manusia Tak Dikenal
Fosil rahang atas Australopithecus deyiremeda yang ditemukan di Etiopia (Reuters/Yohannes Haile-Selassie/Cleveland Museum of Natural History).
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Fosil gigi dan rahang yang ditemukan di kawasan Afar, Etiopia merupakan bukti adanya spesies baru manusia yang hidup sekitar 3,3 sampai 3,5 juta tahun silam. Spesies itu diperkirakan hidup berdampingan bersama nenek moyang manusia, yang masyur dengan nama "Lucy", demikian jelas para ilmuwan.

Temuan itu menunjukkan salah satu periode kunci dari sejarah evolusi manusia, sebelum munculnya genus Homo. Selain itu, fosil Etiopia tersebut juga membuktikan bahwa ada dua nenek moyang manusia yang hidup dalam waktu yang sama.

Dalam artikel yang diterbitkan Rabu (27/5/2015) di jurnal Nature, para ilmuwan mengatakan bahwa spesies baru bernama Australopithecus deyiremeda tersebut mempunyai ciri-ciri fisik yang mirip manusia maupun kera. Ciri ini juga ditemukan pada Lucy yang dalam sains dikenal sebagai Australopithecus afarensis.

Tulang-belulang Lucy ditemukan pada 1974 di lokasi yang jaraknya hanya 50 kilometer dari penemuan Australopithecus deyiremeda.

Meski mirip dan ditemukan berdekatan, kedua fosil itu punya perbedaan mendasar yang cukup untuk menempatkan keduanya dalam kelompok spesies berbeda.

Posisi tulang pipi dan ukuran gigi yang kecil pada Australopithecus deyiremeda membuatnya lebih mirip genus Homo ketimbang spesies Lucy, demikian jelas Yohannes Haile-Selassie, ilmuwan dari Cleveland Museum of Human History yang memimpin penelitian itu.

Adapun yang diteliti para ilmuwan dari Australopithecus deyiremeda sendiri hanya rahang atas, rahang bawah, dan beberapa gigi dari tiga individu berbeda. Ilmuwan sebenarnya juga menemukan sepotong tulang kaki berusia 3,4 juta tahun, tetapi mereka tak bisa memastikan tulang itu milik Australopithecus deyiremeda.

Dibandingkan dengan Lucy, spesies baru itu punya rahang bawah yang lebih kokoh, tulang pipi yang lebih menonjol ketimbang tulang rahang atas. Lapisan email pada gigi gerahamnya juga lebih tebal, sementara geligi atas dan bawahnya berukuran lebih kecil.

Kini pertanyaanya, aju para ilmuwan, bagaiamana Lucy dan spesies anyar ini hidup berdampingan?

"Keduanya kemungkinan besar bersaing, jika memanfaatkan sumber daya yang sama atau punya strategi mencari makanan yang sama," kata Haile-Selassie.

Tetapi dilihat dari perbedaan geliginya, diperkirakan kedua spesies ini mengonsumsi makanan yang berbeda. Artinya mereka tak bersaing untuk merebut sumber daya yang sama.
Sementara itu di Kenya, tak jauh dari Etiopia, pernah hidup juga salah satu spesies keluarga manusia: Kenyanthropus platyops.

Spesies manusia modern, Homo sapiens, baru muncul sekitar 200.000 tahun lalu. Genus manusia modern, Homo, baru muncul sekitar 2,8 juta tahun silam. Sebelumnya para ilmuwan mengatakan bahwa hanya ada satu nenek moyang manusia dan mereka hidup antara 4 sampai 3 juta tahun lampau. (Reuters)

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI