Suara.com - Erik Sorto duduk di kursi roda selama 10 tahun lamanya. Tangan dan kakinya lumpuh.
Lelaki berkepala botak itu lumpuh karena tertembak 13 tahun lalu. Sehingga dari leher hingga ujung kakinya tidak bisa digerakan.
Namun dia beruntung, Sorto dijadikan eksperimen teknologi yang membantu kaum lumpuh bisa mengambil minum atau juga memindahkan channel TV.
"Aku ingin melompat-lompat tinggi dan memeluk semua orang karena kita tahu bahwa hal bisa dikerjakan," kata Sorto seperti dilansir CBSnews, Jumat (22/5/2015).
Ahli bedah saraf, Dr Charles Liu melakukan operasi otak pada Sorto 2 tahun lalu di Rumah Sakit Keck USC. Di otak Sorto ditanamkan sepasang elektroda untuk merangsang perintah menggerakan benda.
"Hal itu belum pernah dilakukan sebelumnya," kata Liu.
Ada 2 chip teknologi perangsang dalam otak Sorto. Chip itu terhubung ke kabel dan serangkaian komputer decode. Nantinya apa yang dipikirkan Sorto bisa diwujudkan dalam sebuah gerakkan tangan robot.
Namun sampai saat ini gerakkan yang bisa dilakukan hanya terbatas. Yaitu menggenggam dan menggerakkan sendi lengan.
"Anda tidak benar-benar berpikir proses perpindahan otot atau sendi. Anda juga berpikir seperti, aku ingin mengambil air di gelas," kata dokter neuroscience, Richard Andersen.
Sorto adalah manusia pertama di dunia yang terpasang perangkat prostetik saraf. "Saya ingin bisa menyikat gigi sendiri. Ya. Itulah tujuan berikutnya," katanya. (CBSnews)