Fenomena "The Dress", Ini Alasan Ilmiahnya

Selasa, 19 Mei 2015 | 07:16 WIB
Fenomena "The Dress", Ini Alasan Ilmiahnya
Fenomen The Dress yang hangat diperdebatkan di sosial media belakangan ini. (Sumber: Twitter)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Beberapa bulan lalu, dunia diramaikan dengan perdebatan warna gaun yang pada beberapa orang warnanya tampak didominasi warna biru dengan garis hitam. Sementara itu, lainnya bersikeras warna gaun tersebut adalah putih dan emas

Fenomena "The Dress" ini berawal dari foto yang diunggah oleh pemilik akun Tumblr, Swiked pada Rabu (25/2/2015). Para netizen kemudian memperdebatkan tentang warna gaun tersebut, apakah putih dengan emas atau biru dengan hitam.

Tak mau kalah selebriti papan atas Hollywood seperti Justin Bieber, Kim Kardashian juga keranjingan untuk memberikan pandangannya.

Beberapa ilmuwan dari University of Bradford dan Universitas Giessen di Jerman mengatakan, perbedaan pendapat mengenai warna gaun disebabkan oleh mekanisme otak untuk menentukan warna pada sebuah objek tanpa mempertimbangkan faktor pencahayaan.

Dalam keadaan terang di siang hari, otak akan mengurangi cahaya biru sehingga mereka yang melihatnya akan mengemukakan bahwa warna gaun tersebut adalah putih dan emas. Sementara saat malam hari, otak akan mengurangi cahaya kuning dalam pemrosesan informasi sehingga warna yang terlihat adalah gaun biru dan hitam.

Alasan ini pula yang menjelaskan mengapa kebanyakan orang yang banyak menghabiskan waktu di dalam ruangan bahkan hingga larut malam cenderung melihat gaun ini berwarna biru dan hitam.

Profesor Andrew Lotery dari University of Southampton mengatakan bahwa setiap orang pada dasarnya memiliki kombinasi yang berbeda dari gen yang menciptakan warna. Karena gen ini pada melekat pada kromosom X, wanita cenderung melihatnya ke dalam berbagai variasi.

Ia menambahkan, lensa mata seiring dengan pertambahan usia akan menguning dan lebih menonjolkan warna biru. Ini sebabnya rata-rata orang yang lebih tua cenderung melihat gaun ini sebagai warna biru dan hitam dibanding putih dan emas.

"Awalnya saya tidak berpikir ini merupakan hal yang menarik, hanya foto gaun biasa. Tapi perdebatan ini justu membuat kita memahami bagaimana otak bekerja," imbuh Lotery. (Daily Mail)

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI