Belajar dari persaingan kutu beras
Hampir semua spesies bersel jamak bereproduksi melalui hubungan seksual. Tetapi dari sudut pandang biologi perilaku ini sukar diterima akal, karena hubungan seksual lebih banyak mudharatnya. Salah satunya adalah karena hanya setengah keturunan yang dihasilkan - yakni betina - yang bisa membuahkan keturunan.
"Jadi untuk apa spesies-spesies itu membuang-buang tenaga untuk melahirkan keturunan berjenis kelamin jantan?" kata Gage.
Dalam studinya Gage dkk meneliti kutu beras (Tribolum confusum) selama 10 tahun di dalam sebuah laboratorium. Serangga-serangga itu dikelompokkan dalam beberapa kelompok populasi yang berbeda dari sudut seleksi seksual.
Tingkat seleksi seksual diukur dari tingkat persaingan. Mulai dari 90 kutu jantan bersaing memperebutkan 10 betina hingga kelompok yang hanya terdiri dari sepasang kutu (satu betina yang tak punya pilihan pejantan lain dan sebaliknya sang pejantan tak perlu bersaing untuk mendapatkan kutu betina itu).
Setelah tujuh tahun proses reproduksi, yang melahirkan 50 generasi, para ilmuwan menemukan bahwa populasi kutu yang berkembang dalam lingkungan dengan tingkat seleksi seksual tinggi lebih kuat dan bertahan terhadap kepunahan
Di sisi lain, populasi kutu yang berkembang dalam lingkungan persaingan seksual lebih rendah terbukti lebih lemah, mudah terserang penyakit, dan sudah punah memasuki generasi kesepuluh. (Reuters)
Mengapa Lelaki Luput dari Seleksi Alam? Ini Kata Sains
Liberty Jemadu Suara.Com
Selasa, 19 Mei 2015 | 06:47 WIB
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News
BERITA TERKAIT
Ditangkap Kasus Pencabulan, Eks Bupati Biak Numfor Papua Ternyata Predator Seks Anak
22 November 2024 | 10:12 WIB WIBREKOMENDASI
TERKINI
Tekno | 20:20 WIB
Tekno | 19:51 WIB
Tekno | 18:34 WIB
Tekno | 18:15 WIB
Tekno | 16:00 WIB