Suara.com - Situs pengungkap rahasia, Wikileaks, kembali membuka peluang bagi mereka yang ingin mengunggah dan menyebarkan dokumen-dokumen rahasia ke publik via internet. Kali ini, demi keamanan sumbernya, Wikileaks menggunakan peranti lunak anonim, Tor.
Wikileaks pekan lalu mengumumkan sudah meluncurkan versi beta dari website yang berfungsi untuk menerima unggahan dokumen dari para whistler blower. Kerahasiaan yang diterapkan dalam sistem baru ini diklaim sangat ketat, sehingga bahkan staf Wikileaks sekalipun tak akan mengetahui identitas orang yang mengunggah rahasia itu.
Empat setengah tahun lalu, setelah melalui diskusi internal, beberapa staf Wikileaks menghapus banyak dokumen dan kode-kode dekripsi yang bisa kembali membuka dokumen tersebut. Mereka menilai website itu kurang ketat melindungi identitas sumber mereka.
Sejak penutupan portal Wikileaks, sejumlah media mulai memanfaatkan SecureDrop dan GlobalLeaks untuk mencari sumber-sumber rahasia pemerintahan, organisasi internasional, atau bahkan perusahaan swasta.
Akan tetapi dalam blognya, pendiri Wikileaks, Julian Assange, menulis bahwa teknologi sistem penerima informasi rahasia dari GlobalLeaks dan Secure Drop "tidak cocok dengan sumber-sumber Wikileaks yang berspesialisasi di sektor keamanan nasional."
Meski masih dalam tahap beta, Assange mengklaim bahwa sistem baru Wikileaks itu disebut sudah solid dan bisa berfungsi sempurna.
Adapun Assange kini masih terkurung di Kedutaan Besar Ekuador di London, Inggris. Di sana ia berlindung setelah diberi suaka politik oleh Ekuador. (The Next Web)
Setelah Lima Tahun, Wikileaks Kembali Terima Dokumen Rahasia
Liberty Jemadu Suara.Com
Senin, 04 Mei 2015 | 17:59 WIB
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News
REKOMENDASI
TERKINI