Tiga Tipe Kepribadian Manusia Berdasarkan Cara Mengelola Email

Liberty Jemadu Suara.Com
Selasa, 28 April 2015 | 13:59 WIB
Tiga Tipe Kepribadian Manusia Berdasarkan Cara Mengelola Email
Ilustrasi memeriksa email (Shutterstock).
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Cara mengelola inbox email rupanya bisa mengungkap kepribadian manusia, demikian dikatakan sejumlah psikolog di Amerika Serikat yang diwawancarai Business Insider.

Setidaknya ada tiga tipe kepribadian manusia yang bisa dilihat dari caranya mengatur surat-surat elektronik yang masuk di email.

Pertama adalah tipe deleter atau tukang hapus. Kelompok pertama ini biasanya akan membaca email masuk, menyempatkan diri membalas (jika email itu harus dibalas), dan kemudian menghapusnya (atau memindahkannya dalam arsip atau archive yang disusun rapi). Inbox mereka biasanya tak berisi email sama sekali.

Menurut Larry Rosen, psikolog yang menulis buku "iDisorder: Understanding Our Obsession With Technology and Overcoming its Hold on Us" mengatakan bahwa tipe deleter ini adalah orang-orang yang gemar memegang kendali, ingin segala sesuatunya dalam kondisi teratur, dan karenanya mereka menilai email yang belum dibuka sebagai gangguan yang memicu stres.

Tipe kedua adalah the saver atau si penyimpan. Inbox mereka biasanya berisi sedikit email yang belum dibaca, meski mereka sangat jarang menghapus email setelah membacanya.

Menurut Pamela Rutledge, direktur Media Psychology Research Center, orang-orang dengan perilaku ini adalah para perfeksionis.

"Mereka yang perfeksionis menyimpan email yang sudah dibaca karena berpikir bahwa email-email itu akan dibutuhkan kembali satu saat nanti," kata Rutledge.

Orang-orang seperti ini kata Rutledge biasanya juga gemar membuat daftar rencana panjang dan menyimpan banyak baju lama di dalam lemari mereka.


Tipe yang terakhir adalah the ignorer atau cuek. Menurut Ron Friedman, psikolog yang menulis buku "The Best Place to Work: The Art and Science of Creating an Extraordinary Workplace", mereka ini adalah yang membiarkan ratusan hingga ribuan email tak terbaca di dalam inbox.

Meski demikian, Friedman mengatakan bahwa membiarkan ribuan email tak terbaca tak serta-merta menunjukkan masalah mental. Memang, kata dia, banyaknya email yang tak dibaca menunjukkan bahwa seseorang terlalu sibuk atau memang abai. Tetapi bisa juga itu merupakan tanda seseorang sadar bahwa merapikan email tidak membantu untuk berkembang.

"Dan itu adalah tanda Anda cerdas," kata Friedman.

Ia mengatakan bahwa mereka yang mengabaikan email bisa saja lebih terorganisasi dan produktif ketimbang orang lain.

"Email bisa menunjukkan prioritas seseorang, bahwa email bukan hal yang penting yang membutuhkan perhatian segera," tutup dia.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI