Suara.com - Ketua Komisi I DPR RI Mahfudz Siddiq mengatakan, kasus pembunuhan pekerja seks komersial berkedok anak kos, Tata Chubby, membuka kotak pandora adanya penyalahgunaan media sosial.
Kasus ini, menurut dia kepada pers di Jakarta, Kamis (23/4/2015), telah ikut membongkar fakta tersembunyi tentang masifnya jasa layanan seks melalui media sosial.
"Yang perlu dicermati ternyata penyalahgunaan media sosial ini melibatkan banyak gadis remaja yang bahkan sebagiannya di bawah umur. Mengacu UU KUHP, UU Anti Pornografi dan Pornoaksi serta UU ITE, fenomena ini tentu saja tindakan ilegal yang harus disikapi oleh pemerintah," ujar Mahfudz.
Mahfudz mendesak Polri lebih serius melakukan penegakan hukum dalam kasus ini.
Dia pun mengingatkan Kominfo yang punya tanggung jawab dalam membangun budaya internet sehat dan penegakan hukum melalui pemblokiran jasa-jasa layanan melalui media berbasis internet, apakah web, blog, twitter, facebook dan lainnya.
"Kedua institusi pemerintah ini tidak boleh lalai dan lamban. Sementara pihak media massa juga perlu ekstra hati-hati agar tidak terlalu mengekspose fakta-fakta seputar ini sehingga justru membuka informasi kepada masyarakat luas untuk mengakses jasa-jasa tersebut," katanya.
Hal ini, menurut dia, karena informasi yang tersebar tentang fakta ini juga bisa berdampak negatif.
"Kasus Tata Chubby telah membuka kotak pandora tentang masifnya penyalahgunaan media sosial untuk jasa layanan esek-esek yang nilai bahayanya tak kalah dengan narkoba," katanya. (Antara)
Kasus Tata "Chubby" Bukti Salah Fungsi Media Sosial
Ardi Mandiri Suara.Com
Jum'at, 24 April 2015 | 05:21 WIB
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News
BERITA TERKAIT
Throwback Crime Story: Singgung Bau Badan Berujung Maut Buat Tata Chubby
28 Februari 2023 | 09:00 WIB WIBREKOMENDASI
TERKINI