Bela Perempuan Berjilbab di Kereta, Gadis Cantik Ini Dipuji

Liberty Jemadu Suara.Com
Kamis, 16 April 2015 | 12:21 WIB
Bela Perempuan Berjilbab di Kereta, Gadis Cantik Ini Dipuji
Stacey Eden, gadis asal Sydney yang membela seorang perempuan muslim di kereta api pada Rabu (14/4) [Screenshot Facebook/Stacey Eden].
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News
Seorang gadis di Sidyney, Australia dipuji-puji di media sosial setelah dengan berani membela seorang perempuan berjilbab di dalam sebuah kereta api.

Stacey Eden dengan gagah berani membela seorang perempuan berjilbab di kereta yang diserang secara verbal oleh perempuan lain, yang mengenakan busana merah, di sebuah kereta api di Sydney pada Rabu (15/4/2015).

Eden merekam adu mulutnya dengan perempuan berbaju merah itu dan mengunggahnya di Facebook pada hari yang sama.

"Orang-orang harus berhenti menghakimi dan merendahkan orang lain hanya karena agama," tulis Eden di akun Facebooknya.

Video itu dengan cepat beredar di internet. Di Facebook sendiri video Eden ditonton 61.897 kali, dibagikan sebanyak 873 kali, dan mendapat 6.514 jempol. Eden pun jadi buah berita di berbagai media dunia.

Perempuan berjilbab yang dibela Stacey Eden di sebuah kereta di Sydney, Australia, Rabu (14/4) [Screenshot Facebook/Stacey Eden].

Peristiwa itu sendiri bermula ketika perempuan paruh baya yang mengenakan baju merah menghina perempuan berjilbab yang duduk persis didepannya bersama seorang lelaki berjenggot.

"Mengapa kamu mengenakan (jilbab) untuk seorang lelaki yang menikah dengan anak-anak berusia enam tahun," sindir perempuan berbaju merah tadi.

Perempuan berjilbab itu tampak diam saja, tidak merespon. Tetapi Eden menimpali dengan suara tinggi.

"Dia mengenakan jilbab untuk dirinya sendiri, OK? Dia mengenakannya karena dia ingin bersikap sopan, bukan untuk orang seperti kamu yang duduk di situ dan tidak menghormati dia," cecar Eden.

Perempuan berbaju merah tadi tidak tinggal diam. Ia bercerita tentang penyanderaan dan pembunuhan yang kebetulan dilakukan oleh seorang Muslim di Martin Place, Australia beberapa waktu silam.

"Anak-anak kalian memenggal kepala orang," kata perempuan berbaju merah itu.

"Bukan dia yang melakukannya," sergah Eden, "Itu hanya sekelompok kecil orang, bukan mayoritas (Muslim)."

Tak mau kalah, perempuan berbaju merah tadi kembali berbicara tentang "148 warga Kristen yang dibantai di Kenya" dan kaum Muslim yang saling membunuh di Suriah.

"Apa urusannya dengan ibu berjilbab ini?" potong Eden kali ini dengan nada lebih tinggi.

"Tidak ada, kamu yang mulai berdebat" jawab perempuan berbaju merah.

"Jika kamu tak punya kata-kata yang baik untuk diucapkan, sebaiknya jangan bilang apa-apa. Sesederhana itu," sindir Eden.

"Tutup mulutmu, tutup mulutmu!" tegas Eden lagi.

Di antara suara yang bersahut-sahutan, video itu berhenti. (Sydney Morning Herald)

REKOMENDASI

TERKINI