Ilmuwan: Perempuan Raksasa di Rusia Bukan Manusia

Liberty Jemadu Suara.Com
Senin, 06 April 2015 | 07:12 WIB
Ilmuwan: Perempuan Raksasa di Rusia Bukan Manusia
Ilustrasi kaki mahluk mitologi Yeti (Shutterstock).
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Sosok perempuan raksasa yang dikenal dengan nama Zana dan tinggal di Rusia pada abad 19 telah menjadi perdebatan sekaligus legenda hingga saat ini. Sebagian ilmuwan menganggap kisah itu hanya mitos, tetapi seorang pakar genetika Inggris bilang Zana adalah nyata dan bukan manusia.

Bryan Sykes, pakar genetika dari Universitas Oxford, mengatakan berdasarkan risetnya Zana adalah "setengah manusia dan setengah kera". Ia tak menutup kemungkinan bahwa mahluk berjenis kelamin betina itu adalah yeti, mahluk yang ada dalam legenda-legenda timur.

Menurut catatan sejumlah saksi Zana adalah mahluk setinggi 197 cm yang pertama kali ditemukan di penungan Kaukasus, di antara Georgia dan Rusia. Tubuhnya diselimuti oleh bulu tebal.

Ia ditangkap oleh pedagang lokal pada 1850an. Ia terus berpindah tangan karena diperdagangkan, sampai akhirnya dirawat dan dijadikan pelayan oleh seorang bangsawan di Tkhina, Republik Abkhazia, Rusia.

Zana sendiri mempunyai empat orang anak, hasil hubungannya dengan lelaki lokal. Beberapa keturunannya masih hidup di wilayah Rusia sampai saat ini.

Skyes sendiri dalam penelitiannya menganalisis contoh ludah dari enam anggota keluarga Zana yang masih hidup dan gigi dari Khwit, putera Zana yang juga sudah wafat. Hasil uji DNA menunjukkan bahwa mereka mempunyai "DNA Afrika".

DNA Zana sendiri menunjukkan bahwa dirinya adalah anggota ras Afrika, tetapi tak mirip sama sekali dengan satupun ras yang kini hidup di Afrika. Sejumlah teori menyebutkan bahwa nenek moyang Zana datang dari Afrika sekitar 100.000 tahun lalu dan hidup di pegungungan Kaukasus.

Zana sendiri dikenal sangat kuat. Ia bisa mengalahkan seekor kuda dalam adu lari dan bisa berenang melintasi sungai Moskwa, meski saat arus deras.

Skykes menuangkan hasil risetnya itu dalam buku terbarunya yang berjudul The Nature of the Beast.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI