Ditemukan, 750.000 Akun Twitter Palsu Dikendalikan Satu Orang

Esti Utami Suara.Com
Jum'at, 27 Maret 2015 | 15:20 WIB
Ditemukan, 750.000 Akun Twitter Palsu Dikendalikan Satu Orang
Ilustrasi Twitter (shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Baru saja ditemukan, sekitar 750.000 akun palsu Twitter yang dikendalikan oleh satu pihak yang sama. Tujuannya, mempromosikan "keajaiban pil diet".  Penemuan ini dijelaskan dalam sebuah laporan yang diterbitkan oleh Symantec pada Rabu (25/3/2015).

Di situ disebutkan praktik ini telah berlangsung selama lebih dari satu tahun sebelum situs akhirnya micro-blogging ini membawanya berakhir.

"Salah satu aspek yang paling menarik dari operasi Spam ini adalah pelestarian dan pemulihan taktik yang digunakan oleh operator untuk menghindari langkah-langkah anti-spam. Taktik ini menjelaskan bagaimana operasi ini mampu bertahan begitu lama," tulis laporan tersebut.  

Untuk menghindari deteksi, spammer mengembangkan skema yang rumit untuk menjajakan pil diet yang dikenal sebagai Green Coffee Bean Extract.  Dengan meniru selebriti dan merek, seperti MTV dan CNN, spammer mampu untuk mengelabui pengguna Twitter dan mem-follow akun palsu, sebelum mengunggah spam.

Akun lainnya, dikenal dengan nama Egg, diciptakan untuk meningkatkan jumlah follower akun peniru untuk menguatkan kesan legitimasi. Untuk setiap kicauan yang menyebabkan rujukan sukses, spammer dilaporkan memperoleh komisi dari penjual pil Green Coffee Bean Extract.

"Ketika Anda menganggap bahwa orang Amerika menghabiskan 2milyar dolar per tahun untuk pil suplemen diet penurunan berat badan, maka tidak mengherankan bahwa scammers juga mencoba untuk 'menguangkan' tren ini," demikian kesimpulan Symantec.

Untuk menghindari lebih banyak korban, kertas putih itu menguraikan beberapa metode yang dapat diadopsi pengguna Twitter.  Salah satu metode itu adalah memeriksa keabsahan merek dan selebriti, menjadi skeptis terhadap pengikut baru dan jumlah pengikut pengguna lain. (ibtimes.co.uk)

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI