Suara.com - Setelah lama tak terdengar kabarnya, balon internet Google yang dipakai dalam Project Loon kembali terdeteksi keberadaannya. Balon yang sedang dalam rangka uji terbang tersebut diketahui melintas di atas perairan Laut Jawa pada hari Minggu (22/3/2015) pukul 16.45 WIB.
Berdasarkan pantauan dari situs pemantau penerbangan Flightradar24, balon yang punya kode panggilan terbang HBAL436 itu sedang melayang di atas Laut Jawa pada ketinggian 67.200 kaki atau 20,4 kilometer di atas permukaan laut. Dengan kecepatan bervariasi, antara 33-34 knot, balon itu bergerak ke arah barat laut.
Menurut lintasan terbang yang tergambar di peta Flightradar24, balon tersebut bergerak dari arah timur, yakni Pulau Sulawesi.
Sebagai informasi, balon internet Google ini terbang di ketinggian dua kali lipat ketinggian terbang pesawat jet penumpang. Dengan demikian, keberadaan balon ini tidak membahayakan pesawat-pesawat penumpang yang lalu lalang di udara.
Apa itu balon internet Google?
Balon transmisi internet adalah balon terbang yang digunakan Google untuk menyediakan jaringan internet di tempat-tempat terpencil di Bumi.
Sebagai langkah awal, Google sudah menguji terbang 20 balon di negara bagian Queensland bagian barat pada bulan Desember lalu. Untuk mewujudkan proyek tersebut, Google menjalin kemitraan dengan Telstra.
Balon tersebut dilengkapi dengan antena yang dapat memancarkan sinyal seperti 4G ke rumah-rumah dan ponsel-ponsel yang dipakai orang-orang 20 kilometer di bawahnya. Google telah lebih dahulu melakukan uji coba di Christchurch, Selandia Baru, bulan Juni tahun lalu.
Dengan proyek ini, Google ingin membentuk jaringan balon yang mengelilingi Bumi. Tujuannya, menyediakan layanan internet bagi dua per tiga penduduk bumi yang belum menikmati internet.
Proyek itu diharapkan pula dapat memberikan dukungan bagi wilayah-wilayah yang dilanda bencana alam. Project Loon dikembangkan sejak pertangahan tahun 2011 silam oleh ilmuwan di Google X, laboratorium rahasia yang menelurkan Google Glass dan mobil autokemudi Google.
Proyek ini sangat cocok untuk negara-negara berkembang karena tidak memerlukan kabel fiber bawah tanah yang menelan biaya tinggi. Balon-balon milik Google akan melayang pada lokasi yang dua kali lebih tinggi dari ketinggian pesawat penumpang.
Sinyal internet yang dipancarkan dari base station (BTS) diteruskan dari satu balon ke balon lainnya. Masing-masing balon memancarkan sinyal internet ke wilayah yang luasnya dua kali Kota Canberra. Balon bertenaga baterai surya itu bisa bertahan di udara selama 100 hari.