"Stonehenge" Digunakan Sebagai Kiblat seperti Mekah?

Senin, 16 Maret 2015 | 12:04 WIB
"Stonehenge" Digunakan Sebagai Kiblat seperti Mekah?
Situs Stonehenge, Inggris. (Shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Misteri di balik cerita situs megalitikum Stonehenge masih terus berlanjut. Mulai dari dugaan adanya hubungan Stonehenge dengan alien hingga Stonehenge diduga memiliki fungsi yang sama sebagai kiblat seperti Mekah di Arab Saudi.

Teori terbaru ini itu dimunculkan Julian Spalding, seorang kritikus seni yang juga mantan direktur beberapa museum di Inggris. Dia berspekulasi ada sebuah panggung 'suci' di tengah lingkaran yang dikitari batu.

Panggung itu berbentuk altar yang di atasnya ada kayu besar. Nah, kayu itu di zaman dahulu disembah oleh penduduk sekitar. Kayu itu tinggi dan menjulang ke arah langit.

"Ini sebuah teori yang sama sekali, tapi berbeda dan belum pernah dikemukakan. Jadi semua interpretasi sampai saat ini bisa salah. Kami telah melihat Stonehenge dengan cara yang salah," kata Spalding kepada Guardian, Senin (16/3/2015).

Menurut Spalding, teori itu masuk akal. Di bandingkan teori yang menyebutkan jika Stonehenge yang berada di Irlandia itu berhubungan dengan alien dan susunan tata surya.

Hanya saja teori itu belum diterima secara resmi, atau bahkan diakui oleh arkeolog. Peneliti utama proyek Stonehenge Hidden Landscapes dari Bradford University, Vincent Gaffney mengatakan teori soal Stonehenge seperti Mekkah mungkin saja benar.

"Dia mungkin benar tapi saya tahu tidak ada bukti yang mendukungnya," kata Gaffney.

Untuk diketahui, Stonehenge dibangun sekitar 3000 atau 2000 sebelum masehi. Stonehenge merupakan monumen prasejarah paling terkenal di Inggris. Bahkan UNESCO mencatat Stonehenge sebagai warisan dunia di Dataran Salisbury di Wiltshire. Setiap tahunnya obyek wisata ini mampu menarik 1 juta wisatawan.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI