Suara.com - Seorang lelaki tunanetra berhasil melihat istrinya kembali setelah menjalani proses cangkok mata bionik atau mata yang diciptakan menggunakan teknologi robotik.
Para dokter memasang retinal prosthesis, yang berisi sebuah chip elektrnonik, di belakang mata pasien. Chip itu bisa mengirim sinyal visual dari mata langsung ke syaraf otak, tanpa melewati sel-sel yang rusak dalam retina pasien.
Mata bionik itu sendiri tak mempunyai elektroda yang cukup agar sang pasien bisa melihat dengan jelas. Tetapi yang pasti ia kini bisa melihat lagi istrinya, meski hanya dalam sosok yang samar, untuk pertama kalinya sejak ia buta. Ia juga kini bisa berjalan tanpa tongkat pemandu.
Adapun pasien yang beruntung bisa melihat lagi itu bernama Allen Zderad, dari Minneapolis, Amerika Serikat. Ia menderita sebuah kelainan genetik yang disebut retinitis pigmentosa. Kondisi itu membuat sel-sel dalam retina, yang berfungsi mengumpulkan cahaya, mati. Akibatnya mengalami kebutaan total dan tak lagi bisa melihat istri dan cucunya.
Zderad kemudian dirawat oleh Dr Raymond Iezzi, seorang ophthalmologist atau pakar bedah mata dari Mayo Clinic di Rochester, Minnesota. Zderad berkenalan dengan Iezzi karena salah satu cucunya pernah dirawat oleh dokter tersebut karena menderita kelainan yang sama.
Iezzi kemudian menawarkan Zderad untuk terlibat dalam eksperimen pemasangan mata bionik yang dibuat oleh perusahaan bernama Second Sight. Ia menjadi pasien pertama yang mendapat cangkok mata bionik itu.
Dalam pemeriksaan awal terhadap Zderad, para dokter menemukan bahwa kelainan retinitis pigmentosa telah merusak sel-sel penangkap cahaya (photoreceptors), tetapi seluruh retina, termasuk sel-sel syaraf yang bisa mengirim sinyal visual ke otak masih sehat.
"Yang kami lakukan adalah mengganti fungsi sel-sel photoreceptors ini," kata Iezzi dalam video yang diunggah Mayo Clinic ke YouTube.
Pada Januari lalu Iezzi melakukan pembedahan dengan memasukan perangkat perangkat elektronik dan sebuah kepingan semikonduktor berisi 60 elektrode ke dalam mata kanan Zderad. Perangkat mata bionik itu juga mempunyai bagian yang dipasang di luar mata, mirip kaca mata, yang dipasangi kamera, dan terhubung dengan komputer mungil.
Dua pekan kemudian, tim dokter mengaktifkan perangkat elektronik yang terpasang di luar mata Zderad dan mata bionik itu pun bekerja.
Kamera pada kacamata itu menangkap gambar yang biasanya dilihat oleh mata normal, lalu mengirim data itu ke komputer yang diikatkan di pinggang Zderad. Komputer lalu menganalisis data, menerjemahkannya ke dalam sinyal-sinyal cahaya yang dikirim ke elektroda di dalam mata Zderad menggunakan teknologi nirkabel.
Elektroda-elektroda itu lalu mengirim sinyal cahaya itu ke syaraf optik yang kemudian meneruskannya ke otak.
Segera setelah implan itu dinyalakan, Zderad langsung meraih tangan istrinya, yang untuk pertama kalinya bisa kembali dia lihat dalam 10 tahun terakhir. (Live Science)
Tunanetra Bisa Melihat Berkat Cangkok Mata Bionik
Liberty Jemadu Suara.Com
Kamis, 05 Maret 2015 | 09:48 WIB
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News
REKOMENDASI
TERKINI
Tekno | 13:46 WIB
Tekno | 12:05 WIB
Tekno | 11:46 WIB
Tekno | 11:32 WIB
Tekno | 10:47 WIB
Tekno | 10:39 WIB
Tekno | 08:33 WIB