Suara.com - Sekelompok tim penjelajah meyakini bahwa mereka telah menemukan Kota Putih Dewa Monyet yang ada dalam kisah-kisah legenda. Untuk diketahui, peradaban yang hilang ini telah menjadi objek pencarian selama lebih dari 500 tahun.
Lokasi kebudayaan Amerika Tengah yang hilang itu ditemukan di kawasan hutan hujan Honduras, oleh sebuah tim gabungan Honduras-Amerika Serikat (AS) yang dibantu seorang mantan anggota SAS (Special Air Service) Inggris.
Tim itu sendiri baru saja kembali dari lokasi beberapa waktu lalu, sembari menyampaikan bahwa sebagian besar temuan tak tersentuh di sana adalah "luar biasa langka".
Sebagaimana dilaporkan National Geographic, para arkeolog meyakini bahwa beragam artifak yang ditemukan di hutan hujan Hounduras itu berkaitan dengan sebuah peradaban dari ribuan tahun lalu. Peradaban itu diyakini pernah mendiami kota yang belum diberi nama itu --yang juga kerap dikaitkan dengan mitos El Dorado.
Diketahui bahwa pada era 1940-an lalu, penjelajah mengklaim telah berbicara dengan suku pedalaman di kawasan itu yang menyebutkan bahwa Dewa Monyet berdiam di sana. Dalam kisah legendanya, sang dewa disebut memerkosa sejumlah perempuan yang lantas melahirkan keturunan berupa separuh simpanse dan separuh manusia.
Menurut arkeolog Mesoamerica, Christopher Fisher, yang juga ikut dalam ekspedisi kali ini, konteks penemuan yang tak tersentuh kali ini memang luar biasa dan tergolong unik.
"Ini merupakan sebuah pemandangan ritual yang kuat, (bisa) mengeluarkan objek-objek bernilai tinggi seperti ini dari sirkulasinya," tuturnya.
Fisher yang berasal dari University of Colorado, juga memaparkan bahwa lokasi itu dipenuhi oleh artifak-artifak memukau, termasuk di antaranya perabotan upacara dan patung-patung.
Kota mitos yang dikenal dengan nama Kota Putih Dewa Monyet itu sendiri pertama kali dikenal pada tahun 1526, tercantum dalam sebuah surat yang ditujukan kepada penguasa Spanyol, Raja Charles V. Sejak itu, sejumlah besar orang telah coba mencarinya.
Memasuki abad ke-20, banyak penjelajah dan peneliti yang kemudian mengklaim penemuannya. Termasuk di antaranya adalah seorang petualang Amerika, Theodore Morde, yang mengklaim bahwa dia telah menemukan 'kota yang hilang' tersebut. Hanya saja, sebelum sempat menunjukkan lokasi tepatnya, Morde tewas dalam sebuah kecelakaan mobil.
Temuan-temuan luar biasa dari ekspedisi kali ini sendiri disebut telah dicatat dan dipelajari oleh tim, namun tetap dibiarkan berada di lokasinya tanpa diekskavasi. Sehubungan dengan itu pula, lokasi persis tempat itu tetap dirahasiakan, terutama demi menjauhkannya dari para penjarah.
Namun dikatakan bahwa reruntuhan dari lokasi itu pertama kali diketahui melalui sebuah survei udara pada Mei 2012 lalu. Kini, sejumlah rencana pun telah disusun bagi sejumlah anggota tim yang akan kembali ke lokasi, demi melakukan riset lebih lanjut. [Mirror]