Suara.com - Sekitar 200 tulang belulang manusia ditemukan di bawah gedung sebuah swalayan di Paris, Prancis, baru-baru ini. Ratusan tengkorak itu ditemukan oleh para pekerja konstruksi yang hendak melakukan perluasan ruang bawah tanah swalayan.
Tulang belulang manusia tersebut ditemukan dalam keadaan bertumpuk satu sama lain pada kedalaman 1,5 meter di bawah tanah, pada delapan ruang bawah tanah swalayan bernama Monoprix itu. Diduga, tulang belulang tersebut adalah korban meninggal akibat wabah penyakit yang menjangkiti Paris sekitar lima abad silam.
"Fakta bahwa tulang belulang tersebut disusun secara berimpit di kuburan massal menunjukkan bahwa mereka adalah korban wabah yang menyerang Prancis pada abad ke-14, 15, dan 16," kata para pakar.
"Kuburan massal ini memberikan peluang untuk mempelajari lebih dalam bagaimana praktik pemakaman jenazah berabad-abad silam," sambung mereka.
Menyusul penemuan tersebut, pihak pengelola swalayan memanggil Institut Nasional untuk Riset Arkeologi Preventif (INRAP) ke lokasi. Hingga kini, para staf INRAP masih terus melakukan penggalian terhadap tulang belulang tersebut.
Pada masing-masing dari tujuh ruangan, mereka menemukan 20 tulang belulang, sementara pada satu ruangan lainnya, ditemukan sedikitnya 150 tulang belulang. Manajer swalayan Monoprix, Pascal Roy, mengatakan bahwa gedung tersebut memang dibangun di atas lahan bekas rumah sakit Trinite, yang pernah beroperasi pada abad ke-12.
Kendati demikian, ada pula beberapa pakar lain yang menduga tulang belulang tersebut kemungkinan sengaja diletakkan di tempat tersebut bersamaan dengan pemindahan sekitar enam juta jasad dari pekuburan kota ke kawasan Paris Catacombs 200 tahun silam. Terlepas dari pertentangan pendapat para pakar, mereka sama-sama menyebut temuan itu sebagai sesuatu yang luar biasa.
Isabelle Abadie, seorang arkeolog, mengatakan bahwa makam ini amat menarik. Pasalnya, jenazah-jenazah tersebut tidak dilempar begitu saja ke dalam makam, melainkan disusun sedemikian rupa untuk menghemat tempat.
Tak hanya tulang belulang. Di tempat itu ditemukan pula produk-produk keramik abad pertengahan, termasuk pecah belah dari abad tersebut. Para arkeolog kini akan melakukan pemeriksaan karbon dan DNA untuk mengetahui lebih banyak soal tulang-belulang tersebut. Setelah itu, pemerintah akan memindahkan tulang-belulang tersebut ke tempat yang lebih layak. (Dailymail)