Suara.com - Untuk membantu mempermudah pencarian korban dan serpihan pesawat AirAsia QZ8501, Badan SAR Nasional (Basarnas) akan mempergunakan Remotely Operated Underwater Vehicle atau yang disingkat dengan nama ROV. ROV alias kendaraan bawah air inilah yang akan diterjunkan ke dalam air untuk mendekati benda yang terdeteksi oleh sonar dari kapal.
"Apabila sonar menemukan benda mencurigakan, ROV akan memastikan benda yang dicurigai sonar," ucap Pilot ROV, Muhammad Muslih, di atas Kapal KN SAR 101 Purworejo, Kamis (1/1/2014)
ROV dikendalikan oleh kru di atas kapal. Kendaraan tersebut terhubung dengan sebuah pengait. Terkadang, dalam operasi di kondisi lautan yang tak bersahabat, ROV dimasukkan ke dalam semacam sebuah garasi terlebih dahulu, kemudian diturunkan ke dalam air.
Sebuah ROV biasanya dilengkapi dengan sedikitnya sebuah kamera video dan lampu. Namun, tak jarang ROV dilengkapi pula dengan perangkat tambahan, tergantung operasi yang hendak dilakukan. Perangkat tambahan itu antara lain sonar, magnetometer, lengan pemotong, alat pengambil sampel air, serta instrumen pengukur suhu air, kepekatan air, kecepatan suara, dan kemampuan tembus cahaya.
ROV memang kerap dilibatkan dalam berbagai macam operasi pencarian pesawat, atau kapal yang hilang di dasar perairan. ROV juga dipakai untuk membantu penelitian atau pencarian peninggalan purbakala di bawah laut yang tak terjangkau penyelam. Namun, secara umum ROV lebih sering dipakai di industri eksplorasi bawah laut seperti ekstraksi hidrokarbon lepas pantai dan beragam operasi lainnya.
Teknologi ROV sudah dikembangkan sejak tahun 1970-an. Ketika itu, salah satu institusi yang kerap menggunakannya adalah militer. Salah satunya adalah Angkatan Laut Kerajaan Inggris yang menggunakan ROV dengan nama "Cutlet" untuk mengambil torpedo-torpedo atau ranjau-ranjau yang dipakai untuk latihan perang.
Pada tahun 1966, Angkatan Laut Amerika Serikat juga pernah menggunakan ROV untuk mencari dan mengambil bom nuklir yang hilang di Laut Mediterania, lepas pantai Spanyol. Bom nuklir tersebut hilang bersama pesawat pembom B-52 Palomares yang jatuh pada 17 Januari 1966. Pesawat itu jatuh setelah bertabrakan dengan pesawat pengisi bahan bakar KC-135.