Suara.com - Sekelompok pekerja tambang di Rusia menemukan batu unik berwarna hijau dan merah dari lokasi penambangan berlian milik perusahaan Alrosa di kawasan Udachnaya. Namun, batu yang satu ini benar-benar berbeda dengan batu berlian yang biasa mereka keruk dari tambang tersebut.
Ukurannya tidak terlalu besar, hanya sekitar 30 milimeter. Namun, batu tersebut terdiri atas sekitar 30.000 berlian.
Perusahaan mendonasikan batu unik tersebut ke Russian Academy of Sciences. Pasalnya, ukuran batu tersebut terlalu kecil sehingga tidak bisa diolah menjadi permata.
Setelah melakukan pemindaian dengan sinar-X, para ilmuwan menemukan bahwa berlian yang ada di dalam batu tersebut berukuran hanya sekitar 1 milimeter dan memiliki bentuk oktahedral, alis memiliki dua puluh empat sisi. Warna hijau dan merahnya berasal dari kristal garnet, olivine, dan pyroxene.
"Yang membuat saya tertarik adalah ada 30.000 oktahedron sempurna, dan bukan berlian dengan ukuran besar," kata ahli geologi di University of Tennessee Larry Taylor, yang memamerkan temuan tersebut dalam rapat tahunan Serikat Geofisika Amerika.
"Sepertinya mereka terbentuk secara spontan. Ini salah satu batu yang aneh," sambungnya.
Para ilmuwan tertarik dengan temuan itu dan mereka berharap bisa mengetahui bagaiama proses terbentuknya batu tersebut. Selama ini, para ilmuwan mengetahui bahwa berlian adalah kristal karbon murni yang terbentuk akibat tekanan dan panas tinggi dan sebagian besar terbentuk di mantel Bumi, pada kedalaman sekitar 150 kilometer. Kendati demikian, proses pasti terbentuknya berlian masih menjadi misteri.
"Reaksi kimia dalam pembentukan berlian masih menjadi tanda tanya," kata Taylor kepada Live Science.
Taylor dan ilmuwan lainnya bekerja di Russian Academy of Sciences untuk mempelajari berlian unik tersebut. Rusia adalah negara penghasil berlian terbesar di dunia dengan angka mencapai 33 juta karat pada tahun lalu.
Alrosa, perusahaan tambang yang dikelola pemerintah adalah penambang berlian nomor satu di dunia dengan pendapatan mencapai 4 miliar Dolar per tahun. (Telegraph)