Suara.com - Robot penjelajah Mars milik Badan Antariksa Nasional Amerika Serikat (NASA), Curiosity, menemukan jejak gas metana di atmosfer planet berjuluk Planet Merah tersebut. Metana diyakini sebagai gas yang dihasilkan oleh organisme hidup, sehingga temuan ini menunjukkan bahwa ada sesuatu yang memproduksi atau mengeluarkan gas tersebut di planet itu.
Gas metana itu tampaknya bukan hanya sekali namun sudah biasa muncul di atmosfer Mars. Namun, sampai saat ini, para peneliti belum berhasil menemukan sumber keluarnya gas metana tersebut.
Temuan terbaru dari robot yang sudah menjelajah permukaan Mars sejak tahun 2012 itu didiskusikan dalam rapat Serikat Geofisika Amerika di San Francisco. Hasilnya diterbitkan pula dalam jurnal ilmiah AS, Science.
Setelah mempelajari data yang dikumpulkan Curiosity selama 20 bulan, para ilmuwan menemukan bahwa kadar metana di Mars lebih rendah daripada yang diperkirakan, yakni setengah daripada yang diramalkan oleh para ilmuwan. Kendati demikian, Curiosity juga menemukan metana keluar dalam jumlah 10 kali lipat di Kawah Gale, tempat robot penjelajah itu mendarat dua tahun lalu. Metana juga ditemukan di sampel hasil pengeboran bebatuan lumpur.
"Hasil ini menunjukkan bahwa metana dalam waktu-waktu tertentu diproduksi atau dikeluarkan di wilayah sekitar Kawah Gale, namun gas tersebut akan hilang dengan cepat saat proses keluarnya gas berhenti," sebut NASA.
Curiosity memang tidak dilengkapi perangkat untuk mengetahui keberadaan kehidupan di Mars. Namun, misi robot penjelajah tersebut adalah untuk mencari tahu apakah benar pernah ada kehidupan di planet tersebut. Caranya, Curiosity mencari unsur-unsur kimia yang membentuk kehidupan seperti karbon, hidrogen, nitrogen, oksigen, fosfor, dan sulfur. (News.com.au)