Studi: Manusia Jawa Seniman Pertama di Dunia

Liberty Jemadu Suara.Com
Kamis, 04 Desember 2014 | 15:46 WIB
Studi: Manusia Jawa Seniman Pertama di Dunia
Gambar model wajah manusia purba Homo erectus atau Manusia Jawa (Shutterstock).
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Ratusan cangkang kerang purba berukir, yang ditemukan di Eugene Dubois pada abad 19 di Jawa, disebut sebagai karya seni pertama di dunia yang diduga kuat diciptakan "Manusia Jawa" atau yang lebih dikenal sebagai "Homo erectus".

Kesimpulan itu adalah salah hasil para peneliti di Universitas Leiden, Belanda, yang diterbitkan dalam jurnal ilmiah Nature edisi 3 Desember kemarin.

"Praktik pencarian nafkah dan budaya Homo erectus di Jawa,  terus terselubung misteri selama 120 tahun. Tetapi studi ini telah memberikan kita beberapa bukti perilaku yang paling menarik," kata Frank Huffman, pakar antropologi di Universitas Texas, Austin, Amerika Serikat, yang tidak terlibat dalam penelitian itu.

Temuan terbaru ini berawal dari penemuan fosil Homo erectus oleh Dubois pada 1891 di Trinil, lembah Begawan Solo, Jawa Tengah. Manusia purba yang disebut juga "Manusia Jawa" itu diperkirakan hidup 1,9 juta hingga 100.000 tahun lalu.

Tetapi selain fosil purba, dia juga menemukan 166 cangkang kerang purba yang diduga berusia sekitar 540.000 sampai 340.000 tahun. Cangkang-cangkang itu kini disimpan di Museum Naturalis, Belanda.

Cangkang-cangkang inilah yang kemudian diteliti oleh Josephine Joordens dari Leiden.

Joordens menemukan bahwa sekitar sepertiga dari cangkang itu punya sebuah lubang kecil, yang diyakini bukan dibuat oleh binatang. Sekitar 80 persen lubang itu terletak di tempat yang sama, yakni di dekat sendi atau sambungan cangkang. Ukurannya juga seragama, sekitar 0,5 sampai 1 cm.

Menurut para peneliti, melubangi cangkang kerang adalah cari paling cerdas untuk mengonsumsi binatang air itu tanpa harus menghancurkan cangkangnya, karena daging kerang akan bersih dari pecahan cangkang.

Homo erectus, terang Joordens, dengan cerdik melubangai kerang-kerang itu dengan benda berujung tajam, seperti gigi ikan hiu yang juga ditemukan di situs penemuan manusia purba di Trinil.

Para peneliti juga mencoba mereka ulang teknologi sederhana itu. Hasilnya mengagumkan. Melubangi cangkang dengan gigi hiu langsung membuat kerang kehilangan kendali akan otot-ototnya dan dengan mudah bisa disantap.

Diperkirakan Homo erectus mengonsumsi kerang dan menggunakan cangkangnya untuk perkakas yang digunakan sehari-hari.

"Setidaknya satu cangkang yang jelas sengaja dimodifikasi, sehingga ujungnya menjadi tajam dan bisa digunakan sebagai pisau," ujar Joordens.

Tetapi, tekan Joordens, ukiran di punggung cangkang "adalah bagian yang paling spektakuler."

"Itu membuat ada heran, mengapa ukiran itu dibuat dan apa tujuannya? Atau apa yang diinginkan oleh sang penciptanya dan itu adalah pertanyaan yang sangat sukar dijawab," imbuh peneliti perempuan itu.

Salah satu kerang yang ditemukan Joordens punya permukaan yang sangat halus. Sementara salah satunya dihiasi ukiran atau garis simetris, berbentuk mirip huruf M, yang diyakini dibuat menggunakan benda tajam.

Cangkang itu, kata para ahli, adalah "karya seni ukiran purba denga pola geometris paling tua" yang pernah ditemukan di dunia.

"Kita, manusia, cenderung kita lebih cerdas dan spesies lain lebih bodoh dibanding kita. Tetapi kita perlu menghargai kapasitas para nenek moyang kita," tegas Boordens.

Sebelumnya pada Oktober lalu sebuah penelitian yang juga diterbitkan di jurnal Nature, menunjukkan bahwa karya seni lukisan paling tua justru ditemukan di Sulawesi, Indonesia. (Baca: Karya Seni Pertama di Dunia Lahir di Sulawesi, Bukan di Eropa)

Lukisan cetakan telapak tangan manusia berusia sekitar 35.000 tahun itu - bahkan diduga lebih tua dari itu - merontokkan klaim ilmuwan sebelumnya yang mengatakan bahwa seni berkembang pertama kali dari Eropa. (Live Science)

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI