Terungkap, Misteri Kerangka Vampir Berkalung Sabit

Ruben Setiawan Suara.Com
Kamis, 27 November 2014 | 15:36 WIB
Terungkap, Misteri Kerangka Vampir Berkalung Sabit
Kerangka kuno berkalung sabit yang diduga vampir dari Polandia. (PLOS ONE)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Misteri penemuan tengkorak dengan leher berkalung sabit dan batu di bawah dagu di sebuah makam kuno Polandia akhirnya terkuak. Kerangka yang awalnya disangka vampir alias mahluk penghisap darah ternyata korban wabah kolera di masanya.

Hal itu terungkap lewat sebuah studi terbaru yang dilakukan oleh peneliti di University of South Alabama, Amerika Serikat. Hasil studi menunjukkan, orang-orang tersebut meninggal akibat wabah penyakit kolera.

Kala itu, warga desa merasa takut bahwa orang-orang tersebut bangkit dari kematian dan menyebarkan penyakit itu kepada yang masih hidup. Di era post-medieval, orang-orang di Polandia bagian barat laut belum paham bagaimana penyakit bisa menyebar. Mereka meyakini, orang-orang mati akan bangkit dan menjadi vampir.

"Orang-orang yang hidup di zaman post-medieval tidak memahami bagaimana penyakit bisa menyebar, dan penyebab kematian akibat kolera hanya dijelaskan secara supranatural, dalam hal ini, vampir," kata Dr. Lesley Gregoricka dari University of South Alabama.

Oleh karena itu, mereka melakukan ritual pemakaman semacam itu untuk mencegah hal yang mereka takutkan terjadi. Ritual itu berlangsung pada abad ke-17 dan 18, ketika epidemi kolera terjadi di kawasan Eropa Timur.

Penemuan enam kerangka yang dimakamkan dengan cara demikian awalnya memicu kengerian. Selain vampir, ada pula yang menduganya sebagai orang-orang yang dikucilkan dari masyarakat.

Para peneliti juga sempat mengira orang-orang tersebut adalah imigran. Namun belakangan diketahui mereka memang warga setempat.

Studi yang dimuat dalam jurnal PLOS ONE itu memuat hasil penelitian atas gigi graham dari 60 kerangka yang ditemukan di makam kuno tersebut. Enam diantaranya adalah kerangka yang diperlakukan secara khusus dengan menggunakan isotop radioaktif strontium.

Hasil penelitian mengungkap bahwa seluruh kerangka yang diperlakuan secara khusus tersebut adalah warga lokal. (Telegraph)

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI