Studi: Selingkuh Diwariskan dari Orang Tua

Liberty Jemadu Suara.Com
Senin, 24 November 2014 | 17:17 WIB
Studi: Selingkuh Diwariskan dari Orang Tua
Ilustrasi selingkuh (Shutterstock).
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Sebuah penelitian terbaru di Australia menunjukkan bahwa perilaku selingkuh bisa diwariskan dari orang-orang tua kepada anak-anak secara genetik. Para ilmuwan telah menemukan sebuah gen tunggal yang variasinya bisa membuat perempuan lebih cenderung berselingkuh.

Studi yang digelar oleh para ilmuwan di Universitas Queensland itu pada dasarnya membeberkan peran yang dimainkan oleh gen-gen dalam hubungan antara manusia.

"Penelitian kami dengan jelas menunjukkan bahwa susunan genetik memengaruhi manusia untuk berhubungan seks dengan orang lain, selain pasangan utama mereka," kata Brendan Zietsch, pakar psikologi yang memimpin penelitian itu.

Ia mengatakan bahwa mengisolasi gen-gen tertentu sangat sukar dilakukan karena ribuan gen menentukan perilaku tertentu pada setiap manusia dan pengaruh setiap gen terhadap seseorang sangat kecil.

"Tetapi kami berhasil menemukan bukti sementara terkait sebuah gen yang bisa menyebabkan seorang perempuan tidak setia. Tentu saja diperlukan penelitian lebih jauh untuk memastikan temuan ini," imbuh Zietsch.

Sebelumnya para ilmuwan tidak bisa memahami, dalam artian ilmiah, mengapa perempuan dan lelaki berselingkuh. Bagi lelaki, memiliki banyak pasangan berarti peluang untuk punya banyak keturunan semakin besar.

Dalam riset itu para peneliti menggelar eksperimen dengan mengumpulkan data lebih dari 7.300 saudara kembar yang berusia 18 sampai 49 tahun. Seluruh responden sedang terikat dalam hubungan jangka panjang dengan pasangan masing-masing.

Hasil eksperimen itu menunjukkan bahwa 9,8 persen lelaki dan 6,4 persen perempuan dari seluruh responden pernah punya dua atau lebih partner seksual dalam 12 bulan terakhir.

Para peneliti lalu membandingkan "tingkat perselingkuhan" itu antara para kembar identik (yang semua gennya sama) dengan kembar tidak identik. Perbandingan itu menggunakan model genetik.

Hasilnya, 63 persen perilaku tidak setia pada lelaki dan 40 persen pada perempuan, berhubungan dengan gen yang diwariskan dari orang tua.

Ilmuwan-ilmuwan itu kemudian meneliti lebih lanjut dan menemukan bahwa variasi gen yang disebut AVPRIA tampaknya memengaruhi perilaku tidak setia pada responden-responden yang mengaku pernah berselingkuh tadi. AVPRIA adalah gen yang terlibat dalam produksi hormon arginine vasopressin, yang berperan dalam mengatur perilaku sosial manusia dan diketahui memengaruhi perilaku selingkuh pada tikus. (The Telegraph)

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI