Wahana Antariksa ESA Darati Komet Sebesar Gunung

Ruben Setiawan Suara.Com
Kamis, 13 November 2014 | 01:27 WIB
Wahana Antariksa ESA Darati Komet Sebesar Gunung
Ilustrasi pendaratan Philae dari modul antariksa Rosetta. (Reuters/Rosetta)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Wahana antariksa Philae berhasil mendarat dengan selamat di atas permukaan komet 67P/Churyumov-Gerasimenko pada pukul 16.00 GMT atau pukul 23.00 WIB. Philae menjadi wahana antariksa pertama dalam sejarah yang mendarat di atas komet setelah melakukan perjalanan selama 10 tahun di luar angkasa.

"Kami ada di sana dan Philae berkomunikasi dengan kami," sebut Manajer Pendaratan Philae Stephan Ulamec dari Badan Angkasa Eropa (ESA).

"Roda pendaratan telah bergerak masuk sehingga kini kami duduk di atas permukaan (komet) - dan akan ada data baru yang masuk namun kami sudah ada di sana; Philae telah sukses melakukan tugasnya, kami berada di atas komet!" sambung Stephan.

Pusat operasi ESA menyatakan, pendaratan berlangsung lembut meski alat pendorong di atas Philae yang dirancang untuk mengarahkan pendaratan di atas komet, tidak berfungsi dengan sempurna. Hal ini memunculkan kekhawatiran, terutama jika komet tersebut bergerak mendekati Matahari dan terpengaruh panas yang merambat di permukaan komet.

Kendati demikian, ESA menekankan bahwa Philae berada dalam keadaan baik. Mereka berencana memperbaiki fungsi pendorong tersebut.

Komet Gerasimenko berukuran sebesar gunung dengan lebar sekitar 4 kilometer dan tinggi juga sekitar 4 kilometer. Andaikan diletakkan di atas Bumi, ukurannya akan lebih tinggi daripada Gunung Fuji.

Sedangkan Philae, wahana pendarat di atas komet, diluncurkan dari wahana luar angkasa Rosetta. Philae dan Rosetta sudah mengirimkan citra (gambar) permukaan komet ke Bumi.

Misi pendaratan komet ini merupakan bagian dari upaya mencari bukti keberadaan molekul organik di atas komet. Jika Philae berhasil menemukan protein amino atau es, di mana kombinasi keduanya menghasilkan organisme mahluk hidup, maka hal itu akan memberikan bukti baru terhadap teori yang menyebutkan bahwa mahluk hidup di Bumi datang dari tempat lain di alam semesta yang maha luas. (Independent/Reuters)

REKOMENDASI

TERKINI