CEO perusahaan pembuat mobil elektrik Tesla, Elon Musk, menyebut kecerdasan buatan (artificial intellegence) adalah "iblis" dan "ancaman terbesar yang nyata". Hal itu diungkapnya dalam sebuah pidato di depan mahasiswa Institut Teknologi Massachusetts (MIT).
"Saya pikir kita harus berhati-hati soal kecerdasan buatan. Jika saya boleh meramalkan apa yang menjadi ancaman terbesar kita adalah, kemungkinan itu (kecerdasan buatan)," kata Musk.
"Dengan kecerdasan buatan ibarat kita memanggil iblis. Dalam cerita-cerita di mana ada orang yang lambang pentagram dan air suci, itu seperti, yeah, dia yakin bisa mengendalikan iblis. Tapi nyatanya tidak," lanjut Musk.
Pernyataan Elon Musk terkait kecerdasan buatan ini bukan yang pertama. Sebelumnya, Musk pernah mengatakan bahwa kecerdasan buatan lebih berbahaya daripada senjata nuklir.
"Bacaan bermanfaat Kecerdasan Super oleh Bostrom. Kita harus sangat berhati-hati dengan AI (Artificial Intelligence). Memiliki potensi lebih berbahaya dari nuklir," kicau Musk pada bulan Agustus lalu.
Sebenarnya bukan hanya Musk yang mengutarakan kekhawatirannya terhadap keberadaan kecerdasan buatan. Dr. Stuart Armstrong, dari Future of Humanity Institute di Universitas Oxford pernah mengatakan bahwa kecerdasan buatan dapat menyebabkan pengangguran massal karena mesin menggantikan tenaga manusia. Ia juga memperingatkan soal implikasi dari pengintaian massal yang tak terkendali jika komputer kita nantinya bisa mengenali wajah manusia. (Independent)