Suara.com - Para ilmuwan tadinya mengira aktivitas gunung berapi di bulan sudah mati miliaran tahun lalu. Tetapi sebuah data dari Lunar Reconnaissance Orbiter (LRO) - satelit milik badan antariksa Amerika Serikat (NASA) - menunjukkan bahwa lahar gunung-gunung di Bulan masih mengalir aktif sekitar 100 juta tahun silam.
"Temuan ini adalah jenis ilmu pengetahuan yang akan memaksa para geolog menulis ulang buku-buku tentang bulan," kata John Keller, ilmuwan pada proyek LRO yang bermarkas di Goddard Space Flight Center, Maryland, Amerika Serikat.
Penemuan baru itu bermula kala para astronot Apollo 15, yang terbang ke bulan pada Juli 1971, memotret deposit vulkanis unik dan jarang yang dikenal sebagai "Ina". Setelah diteliti, para ilmuwan memperkirakan bahwa Ina berusia cukup muda dan terbentuk dari aktivitas vulkanis.
Tetapi foto terbaru dari LRO, yang tiba di bulan pada 2009, menemukan bahwa Ina tidak sendiri. Banyak benda serupa Ina di Bulan. Ilmuwa menemukan setidaknya 70 titik yang terbentuk dari deposit-deposit Ina di permukaan Bulan yang menghadap ke Bumi.
Deposit-deposit unik itu punya ciri khusus yakni berupa gundukan bulat yang permukaanya halus, kasar, dan rata-rata panjangnya 500 meter. Karenanya, titik-titik itu sukar terlihat dari Bumi.
Karena jumlahnya yang banyak dan sebarannya yang luas, para ilmuwan memperkirakan bahwa aktivitas gunung api di Bulan menyebar rata dan usianya lebih muda dari yang diperkirakan.
Tiga titik deposit itu diperkirakan berusia kurang dari 100 juta tahun dan Ina bahkan diduga berumur kurang dari 50 juta tahun. Hasil penelitian terbaru itu dipublikasikan dalam jurnal Nature Geoscience terbitan 12 Oktober lalu. (Live Science)