Apple Tiru Facebook Bayari Penyimpanan Sel Telur Karyawatinya

Rabu, 15 Oktober 2014 | 04:46 WIB
Apple Tiru Facebook Bayari Penyimpanan Sel Telur Karyawatinya
Ilustrasi laboratorium reprogenetik. [Shutterstock/Science Photo]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Dua perusahaan raksasa teknologi punya "tawaran" khusus bagi para pegawai perempuannya. Tawaran atau fasilitas khusus itu adalah membayari penyimpanan (pembekuan) sel telur mereka, yang dengan demikian membuat para karyawati bisa menunda punya anak dalam beberapa tahun.

Facebook sudah mengawali penawaran skema tersebut sejak 1 Januari 2014 lalu. Kini, sebagaimana dikutip Mashable dari NBC News, Apple pun bersiap mengikuti langkah itu, dengan rencana memulainya terhitung Januari 2015.

Seperti diketahui, seiring bertambahnya usia perempuan, kemungkinan berhasilnya kehamilan mereka akan terus menurun, meskipun kebanyakan perempuan masih akan tergolong subur hingga setidaknya usia 30-an.

Di sinilah hadir proses penyimpanan atau pembekuan sel telur (oocyte cryopreservation) sebagai sebuah metode demi mempertahankan fertilitas untuk jangka lebih panjang, terutama karena sel telur di usia lebih muda cenderung lebih sehat.

Terkait apa yang dilakukan oleh Facebook dan Apple, Robin McCarthy dari Eggbanxx, sebuah organisasi advokasi penyimpanan sel telur, menyatakan bahwa langkah ini tidaklah biasa. Namun menurutnya, salah satu alasan utama untuk itu adalah ketika American Society for Reproductive Medicine mulai tidak lagi menyebut pembekuan sel telur sebagai sebuah "eksperimen", sekitar dua tahun lalu.

Sebelumnya, pembekuan sel telur rata-rata ditujukan bagi para pasien kanker yang ingin menyimpan sel telurnya, demi menghadapi risiko kematian atau potensi ketidaksuburan nantinya.

Sebagaimana juga proses IVF (pembuahan buatan), pembekuan atau penyimpanan sel telur lazimnya tidak termasuk yang di-cover dalam asuransi kesehatan karyawan di Amerika Serikat (AS). Saat ini, biayanya mencapai sekitar US$10.000 (sekitar Rp122 juta), plus biaya tahunan mencapai US$1.000 (Rp12 jutaan).

Menurut McCarthy pula, peluang sukses pembuahan sel telur yang dibekukan hampir sama dengan sel telur baru pada perempuan. Artinya, jika seseorang membekukan sel telurnya di usia 27, lantas pada usia 35 tahun melakukan pembuahan in vitro (IVF), sel telurnya akan sama sehatnya dengan saat dia masih berusia 27 tahun.

Meski begitu, tidak semua pihak mendukung angka potensi kesuksesan itu. Berdasarkan sebuah riset pada Agustus 2013 yang hasilnya dipublikasikan di jurnal Fertility dan Sterility, peluang suksesnya kelahiran dengan sel telur yang dibekukan pada perempuan berusia 30 tahun ke atas angkanya justru di bawah 25 persen. [Mashable]

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI