Suara.com - Facebook bukan lagi tempat favorit bagi remaja untuk membagikan pengalaman hidupnya dengan rekan-rekan sebaya. Berdasarkan survei tahunan yang dilakukan lembaga riset Piper Jaffrays, muda-mudi kini lebih memilih Instagram dan Twitter.
Dalam survei bertajuk Taking Stock of Teens itu, Piper Jaffrays melaporkan bahwa kurang dari separuh remaja yang disurvei atau 45 persen dari sampel total yakni 7.200 orang, tidak lagi memakai Facebook untuk berbagi pengalaman, sekaligus mengunggah ide-ide mereka dalam bentuk status. Jumlahnya mengalami penurunan drastis. Sebab, tahun lalu, 72 persen remaja yang disurvei masih menggunakan Facebook.
Mereka mulai beralih ke Instagram, layanan berbagi foto yang dimiliki oleh Facebook. Survei menunjukkan, pengguna Instagram dari kalangan remaja meningkat dari 69 persen menjadi 76 persen. Demikian pula dengan Twitter. Jumlahnya, meskipun lebih sedikit dari survei sebelumnya, masih bisa dikatakan cukup signifikan yakni 59 persen.
"Ini merupakan kabar buruk untuk Facebook. Instagram dan Snapchat selalu meningkat setiap tahun, memberikan alternatif bagi remaja di mana mereka mungkin tidak perlu menemui orang tua mereka (di daftar teman)," kata analis dari Moor Insights & Strategy, Patrick Moorhead.
Senada dengan Patrick, analis dari The Gabriel Consulting Group, Dan Olds, mengatakan, makin banyak orang dewasa yang masuk Facebook. Namun pesona Facebook terhadap remaja kian berkurang.
Remaja-remaja tersebut adalah yang tidak ingin orangtua, kakek, paman, atau bibi mereka mengetahui aktivitas mereka di Facebook. Sebaliknya, mereka memilih Snapchat dan sebagainya di mana mereka tidak perlu memakai identitas yang sesungguhnya.
Facebook sepertinya juga telah menyadari hal itu. Itulah sebabnya CEO Facebook Mark Zuckerberg membeli Instagram pada tahun 2012. Bahkan, pada tahun 2013, Zuck pernah mengatakan bahwa Facebook tidak lagi keren.
Instagram lebih diminati karena sejauh ini masih bebas iklan, tidak seperti Facebook. Namun, tidak menutup kemungkinan para remaja akan meninggalkan Instagram jika aplikasi tersebut mulai dijejali iklan.
Namun, analis Brian Blau dari Gartner memprediksi hal yang sebaliknya. Kurangnya pengguna dari kalangan remaja bukan kiamat bagi Facebook. Pasar Facebook tidak hanya terbatas pada remaja saja, namun justru pada audiens yang lebih luas dan beragam. (Tech Times)