Suara.com - Jutawan Amerika Serikat, Donald Trump, mengawali pekan ini dengan kejadian memalukan.
Senin (29/9/2014) kemarin, seorang pengguna Twitter bernama Philip Bradburry meminta Trump untuk me-retweet sebuah foto. Bradburry mengatakan foto yang dia unggah ke Twitter itu adalah foto mendiang kedua orang tuanya, yang saat masih hidup sangat mengidolakan Trump.
Tanpa pikir panjang, Trump menuruti kemauan Bradburry. Ia me-retweet foto yang ternyata menggambarkan pasangan pembunuh berantai Inggris, Fred dan Rose West.
Kicauan Trump menuai olok-olok di media sosial tersebut. Beberapa orang di Twitter meragukan wawasan Trump dan menyuruh dia mencari informasi soal Fred dan Rose West di Google.
Juru bicara Trump, saat dihubungi oleh berbagai media, tidak bersedia memberikan komentar. Tetapi Trump justru tidak tahan untuk berceloteh di Twitter.
Hi @realDonaldTrump. My parents who passed away always said you were big inspiration.Can you pls RT for their memory? pic.twitter.com/veBxFNXnOd
— Philip Bradbury (@feckhead) September 29, 2014
Dalam akun Twitter-nya Trump menyebut Bradburry "penipu berengsek" dan ia mengancam akan mengajukan gugatan hukum.
"Mungkin saya akan menggugat," tulis dia.
Kepada sekitar 2,7 juta follower-nya di Twitter, Trump mengatakan bahwa ada pelajaran yang bisa dipetik dari pengalamannya itu.
"Saya kira saya sedang berbuat baik kepada orang lain. Menurut saya ini mengajari kita untuk tidak berbuat baik atau mempercayai orang lain. Menyedihkan!" tulis Trump.
Adapun Fred dan Rose West melakukan kejahatannya di sekitar 1967 hingga 1987. Mereka membunuh korban-korbannya di rumah mereka, yang kini dikenal sebagai "House of Horrors", di Gloucester, Inggris.
Pasangan itu ditangkap polisi Inggris 20 tahun lalu dan didakwa melakukan pembunuhan dan pemerkosaan. Fred bunuh diri sebelum dia disidang sementara Rose dihukum seumur hidup, karena terbukti melakukan 10 pembunuhan.