Suara.com - Menteri Komunikasi dan Informatika Tifatul Sembiring membantah isu yang menyebutkan layanan Twitter untuk Indonesia akan ditutup.
"Jadi sekali saya tegaskan, tidak benar itu, isu-isu yang mengataken bahwa Twitter akan ditutup di Indonesia," tulis mantan Presiden Partai Keadilan Sejahtera dalam klarifikasi melalui Twitter, Minggu (28/9/2014).
Namun, Tifatul mengaku tidak tahu dengan sikap pemerintah periode 2014-2019.
"Entah oleh menteri berikutnya," tulis Tifatul di Twitter.
Isu Twitter akan ditutup mengemuka setelah Tifatul mengeluarkan pernyataan di Twitter bahwa saat ini, hampir tidak ada pemerintah yang bisa mengontrol Twitter, termasuk Amerika Serikat. "Apalagi hanya urusan TT yang digemari anak-anak yang belum akil baligh ini," tulis Tifatul.
Ia menyebutkan salah satu survei mengatakan bahwa 64 persen pengguna Twitter di Indonesia adalah remaja 11 sampai 14 tahun.
Tifatul juga mengatakan Twitter adalah situs dengan nama domain tunggal twitter(dot)com. "Jadi pilihan Pemerintah hanya dua, Twitter boleh atau tidak," tulis Tifatul.
Kemudian, ia menyontohkan beberapa negara seperti Turki, Arab Saudi, dan Mesir yang pernah menutup Twitter. "Indonesia belum pernah menutup Twitter. Ada usulan?" tulis Tifatul.
Tifatul menambahkan pengelola Twitter menyediakan beberapa fasilitas bagi setiap user, seperti report as spam, follow, unfollow, block dsb. Twitter pun bekerja otomatis.
Statement Tifatul dinyatakan di saat masyarakat Indonesia ramai-ramai menyampaikan kekecewaan kepada Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan partainya, Demokrat, yang walk out dari sidang paripurna DPR, Jumat (26/9/2014) dini hari. Akibat sikap Demokrat yang tidak serius berjuang mempertahankan pilkada langsung, akhirnya DPR mengesahkan pilkada diwakilkan ke segelintir anggota DPRD.