Peneliti Buat "Jubah Tembus Pandang" Ala Harry Potter

Ruben Setiawan Suara.Com
Sabtu, 27 September 2014 | 08:57 WIB
Peneliti Buat "Jubah Tembus Pandang" Ala Harry Potter
Perangkat canggih yang menyerupai kemampuan "jubah tembus pandang" Harry Potter buatan peneliti di University of Rochester. (Reuters/J. Adam Fenster)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Anda yang pernah menyaksikan film fantasi Harry Potter tentu tahu soal jubah ajaib yang bisa membuat pemakainya tak kasat mata. Kini, para peneliti di University of Rochester berhasil mengembangkan sebuah teknologi serupa jubah tembus pandang tersebut.

Mereka menemukan cara untuk menyembunyikan objek berukuran besar dari penglihatan dengan menggunakan beberapa lensa sederhana.

"Banyak orang yang sudah berupaya membuat selubung optik selama bertahun-tahun," tutur John Howell, seorang profesor fisika di sebuah sekolah New York.

Namun, apa yang disebut "jubah" tembus pandang Rochester itu tidak benar-benar berupa jubah, melainkan lebih seperti perangkat yang dipakai optometrist atau ahli kacamata. Caranya, para ahli memasang sejumlah lensa dalam posisi sejajar sehingga benda yang berada di belakangnya tampak seperti menghilang.

"Ini adalah perangkat selubung optik pertama yang mengakomodir penyelubungan benda tiga dimensi," kata Joseph Choi, seorang akademisi yang membantu pengembangan metode di Rochester.

Dalam uji coba teknologi tersebut, mereka menunjukkan bagaimana teknologi itu dapat menghilangkan tangan, wajah dan sebuah penggaris dari pandangan ketika diletakkan di balik lensa.

"Saya membayangkan ini bisa dipakai untuk menyembunyikan sebuah trailer dibalik sebuah truk berukuran kecil sehingga si pengemudi bisa melihat langsung di belakangnya," kata Choi.

"(Teknologi) ini bisa pula dipakai dalam bedah medis, militer, desain interior, dan seni," lanjut Choi.

Teknologi ini terbilang murah. Howell dan Choi hanya menghabiskan sekitar 1.000 Dolar atau sekitar Rp10 juta untuk mewujudkan perangkat tersebut. Mereka yakin, itu bisa akan lebih murah.

Meski temuan mereka masih menunggu proses pembuatan hak paten, mereka tidak keberatan mengajarkan orang lain untuk membuat perangkat yang sudah mereka temukan hanya dengan biaya 100 Dolar atau senilai 1 juta Rupiah.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI