Muda-mudi Muslim Gelar Kampanye Melawan ISIS

Ruben Setiawan Suara.Com
Minggu, 21 September 2014 | 15:00 WIB
Muda-mudi Muslim Gelar Kampanye Melawan ISIS
Kampanye #notinmyname yang digelar muda-mudi Muslim untuk melawan pengaruh ISIS. (Twitter/@MurtazaGeoNews)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Kaum muda Muslim mulai bergerak melawan Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS). Bukan dengan angkat senjata, namun lewat kampanye bertajuk #notinmyname di media sosial.

Dengan tagar #notinmyname, kaum muda Muslim menegaskan bahwa mereka melarang keras ISIS mengatasnamakan Islam dalam melakukan berbagai aksi kekerasan. Mereka mencoba "menenggelamkan" pesan-pesan kebencian dan kekerasan yang disebarkan kelompok radikal tersebut. Mereka berupaya menggantinya dengan satu kata yang indah "perdamaian".

Kampanye damai ini pertama kali digulirkan oleh badan amal asal Inggris, Active Change. Tujuannya tak lain adalah untuk menunjukkan bahwa Islam yang sejati mengajarkan cinta dan pengampunan.

Muda-mudi Islam di Inggris dan negara-negara lain beramai-ramai mendukung kampanye tersebut. Dengan kicauan, foto Twitter dan Instagram mereka menyerukan bahwa ISIS bukanlah Islam yang sesungguhnya. Mereka menegaskan bahwa "agama kami tidak mengajarkan kebencian dan pembunuhan".

Badan amal itu membuat sebuah video untuk memperkenalkan kampanye tersebut. Dalam video tersebut diungkap bagaimana ISIS merusak citra Islam.

"Perbuatan kalian (ISIS) tidak mewakili tindakan yang diarahkan dalam Kitab Suci," sebut salah satu pemuda Muslim yang ambil bagian dalam video tersebut.

Media sosial memang benar-benar dimanfaatkan ISIS untuk menyebarkan propagandanya. Melalui Twitter, Facebook, dan media sosial lainnya, mereka merekrut orang Muslim untuk bergabung dengan ISIS.

Tak tanggung-tanggung, ISIS bahkan membuat Dawn of Glad Tidings, aplikasi untuk mempermudah rekrutannya menyebar ideologi mereka ke berbagai platform. Dengan metode tersebut, mereka dengan mudah menarik muda-mudi yang merasa terpinggirkan di masyarakat untuk menjadi anggota mereka. (News.com.au)

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI