Riset "Terpeleset Kulit Pisang" Menangkan Hadiah Nobel Ig

Liberty Jemadu Suara.Com
Sabtu, 20 September 2014 | 06:23 WIB
Riset "Terpeleset Kulit Pisang" Menangkan Hadiah Nobel Ig
Menginjak kulit pisang (Shutterstock).
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Penelitian tentang mengapa kulit pisang lebih berbahaya ketika diinjak manusia, memenangkan hadiah Nobel Ig 2014 dalam acara penganugerahan yang digelar di Universitas Harvard, Amerika Serikat, Kamis (18/9/2014).

Penelitian yang digelar oleh tim fisikawan Universitas Kitasato, Jepang itu menjadi juara di kategori Fisika ajang yang merupakan parodi anugerah Nobel tersebut.

Riset yang dipimpin oleh Kiyoshi Mabuchi itu sebenarnya meneliti, mengapa kulit pisang lebih berpeluang membuat manusia jatuh terpeleset ketimbang kulit apel dan jeruk ketika diinjak oleh manusia.

Sekilas, ajang tahunan yang digagas oleh majalah humor sains Annals of Improbable Research itu terlihat sepele dan sekedar main-main. Tetapi jika diamat lebih dalam, riset-riset dalam ajang itu sebenarnya digelar secara serius dan profesional.

Riset para ilmuwan Jepang itu misalnya menunjukkan bagaimana gesekan dan pelumasan memengaruhi pergerakan bagian-bagian tubuh manusia. Gel polysaccharide follicular pada kulit pisang rupanya juga ditemukan di beberapa membran persendian manusia.

"Konsep ini bisa membantu dalam menciptakan persendian buatan," kata Kiyoshi Mabuchi.

Selain riset Kiyoshi, ada beberapa riset lagi yang memenangkan Nobel Ig di beberapa kategori. Berikut adalah daftar lengkapnya:

Neurosains: Kang Lee (Universitas Toronto, Kanada)
Meneliti aktivitas pada otak manusia yang mengaku melihat wajah Yesus di permukaan roti bakar.

Psikologi: Peter Jonason (University of Western Sydney, Australia)
Mengungkap bahwa orang yang punya kebiasaan bergadang rata-rata sangat memuja dirinya sendiri, suka memanipulasi, dan lebih punya kecenderungan psikopat ketimbang mereka yang biasa bangun pagi.

Kesehatan Publik: Jaroslav Flegr (Charlses University, Republik Cek)
Menyelidiki apakah memelihara kucing bisa merusak mental manusia.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI