Mesin Sensor Cina Ternyata Tak Segarang yang Dikira

Laban Laisila Suara.Com
Sabtu, 13 September 2014 | 10:44 WIB
Mesin Sensor Cina Ternyata Tak Segarang yang Dikira
Ilustrasi (Shutterstock).
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Sebuah laporan yang dirilis Science mengungkapkan kalau mesin sensor yang diberlakukan oleh pemerintah Cina tidak seketat yang dipikirkan banyak orang.

Negara komunis itu memang cukup kejam memberangus kebebasan berpendapat 1,3 miliar warganya sejak peristiwa protes dan pembantaian Tianamen awal 1980an, bahkan hingga internet menjamur dewasa ini.

Namun dari sebuah studi terungkap kalau serangan massif dunia ineternet ternyata membuat mesin sensor ineternet beroperasi dengan cara yang lebih halus.

Ketimbang melarang semua kritik ke hidung pemerintah, mesin sensor faktanya masih meloloskan banyak posting negatif.

Posting yang lolos biasanya kritik terhadap para pemimpin politisi di media sosial, hal itu ternyata dilakukan untuk menekan kemungkinan aksi protes dan pemberontakan mirip di Tianamen,

Tapi jangan sekali-kali mencoba memposting dukungan atas pemberontakan atau protes berkaitan dengan kebijakan yang dijamin langsung diendus mesin sensor.

Pemerintah bahkan merespon kritik itu dengan menyingkirkan para politisi itu dari kantor misalnya.

Para peneliti bahkan mampu mendapatkan akses terhadap cara kerja mesin sensor Cina dengan mendirikan jaringan media sosial mereka sendiri.

Mereka kemudian diberi akses langsung ke sensor 'perangkat lunak, dokumentasi dan layanan pelanggan helpdesk, yang memungkinkan mereka untuk menggunakannya.

Pada tahun 2008, USA Today melaporkan bahwa setiap orang Cina mencari kata-kata seperti "penganiayaan", "kemerdekaan Tibet" atau "gerakan demokrasi" hanya akan menemukan halaman kosong.

Sementara banyak "hackivists" Cina senga  bekerja untuk melawan "Great Firewall of China", mereka mengakui bahwa mereka harus bergerak cepat karena sensor sangat cerdas.

Sensor juga menggunakan taktik lain, mereka membuat kemacetan dengan menggunakan sejumlah server, menerbitkan propaganda, mendapatkan bantuan dari Amerika Serikat dan memaksa webmaster untuk diri sensor atau ditutup.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI