Suara.com - Sekelompok arkeolog menemukan satu set baju zirah di sebuah wilayah terpencil di Siberia. Baju zirah yang terbuat dari rangkaian tulang itu diperkirakan sudah berusia 3900 tahun.
Baju zirah tersebut dilipat dengan rapi dan diletakkan dalam sebuah lubang di antara sisa-sisa sebuah desa kuno. Menurut Boris Konikov, kurator dari proyek ekskavasi, baju zirah itu bisa jadi merupakan hadiah, namun bisa juga hasil rampasan perang.
Ada indikasi, baju zirah tersebut sebenarnya berasal dari sebuah tempat yang berjarak sekitar 1.000 kilometer sebelah tenggara lokasi penemuan. Baju zirah itu sendiri ditemukan di Omsk, Siberia, dekat tempat berdirinya sebuah hotel bintang lima, di tepian Sungai Irtysh.
Para arkeolog belum mengetahui tulang hewan apa yang dipakai untuk membuat baju zirah tersebut. Uji material pembuatannya baru akan dilakukan setelah proses pembersihan dan perbaikan.
Yang masih menjadi misteri juga adalah alasan penguburan baju zirah tersebut. Lokasi penemuan baju zirah itu tidak memiliki signifikansi keagamaan atau kemiliteran tertentu.
Lalu muncullah teori bahwa baju zirah itu kemungkinan adalah milik seorang "pahlawan besar". Tulang-tulang yang dirangkai dengan menggunakan kulit memberikan perlindungan dari berbagai senjata seperti panah bermata batu runcing, pisau perunggu, hingga tombak.
"Baju zirah memiliki nilai material yang tinggi," kata arkeolog Yury Gerasimov.
"Tidak masuk akal untuk menguburnya di tanah untuk waktu yang lama, sebab tulang-tulang itu akan rusak. Baju zirah semacam itu butuh perawatan rutin. Pada saat ini kami hanya bisa berfantasi - siapa yang menguburnya dan untuk tujuan apa. Apakah itu semacam ritual atau pengorbanan? Kami belum tahu," papar Yury. (News.com.au)