Kedepan lanjut Bima, program lainnya yang akan dibuat oleh pihaknya adalah dapat mengakses rumah sakit secara online, sehingga ia dapat mengetahui berapa unit kamar yang tersedia.
"Jadi masyarakat tidak ada yang lagi yang dibohongi, kalau kamar rumah sakit sudah penuh," kata Bima.
Yang keempat lanjut Bima, ia meminta tim untuk membuat program yang dapat selaras dengan program prioritas Pemerintah Kota Bogor saat ini seperti mengatasi kemacetan.
Menurut Bima, ia menginginkan adanya sebuah jaringan yang tersambung dengan pengaturan arus lalu lintas di Kota Bogor yang dapat di pantau melalui Balai Kota Bogor.
"Sistem ini tentunya akan dilengkapi oleh fasilitas seperti adanya ruangan pemantau situasi arus lalu lintas, dan perlu ada penambahan kamera CCTV yang dipasang setiap sudut Kota Bogor," kata Bima.
Dengan sistem pemantaun arus lalu lintas terhubung teknologi komunikasi tersebut, lanjut Bima, ia bisa memantau setiap akhir pekan arus lalu lintas di Kota Bogor serta melakukan tindakan seperti pengaturan lampu lalu lintas secara otomatis melalui ruangan situasi yang telah tersedia.
"Jadi "Smart City ini intinya menggunakan teknologi memudahkan pelayanan kepada warga. Seperti adanya PPDB online, layanan pajak serta layanan rumah sakit," kata Bima.
Terkait politik anggaran dalam mewujudkan "Smart City" tersebut, lanjut Bima, akan diajukan pada tahun 2015 karena pada APBD Perubahan sudah tidak memungkinkan lagi dianggarkan.
Bima menambahkan, rencana mejadikan Bogor "Smart City" akan dibuat mudah, dengan bantuan konsultan, serta tim "Smart City" yang akan membuat model perencanaan anggarannya, bisa melalui kegiatan pertanggungjawaban sosial perusahaan, seperti Telkom atau perusahaan lain yang bisa menyediakan 100 CCTV atau model lainnya. (Antara)