Infografis
Suara.com - Pakar keamanan siber Prancis, Gerome Billois, mengatakan bahwa bocornya foto-foto pribadi beberapa artis Hollywood akhir pekan kemarin tidak lepas dari penggunaan kata kunci atau password yang terlalu sederhana pada akun iCloud
Dia mengatakan bahwa aksi peretas yang memang menyasar akun-akun iCloud para artis itu juga memanfaatkan kelemahan sistem penyimpanan data virtual Apple, iCloud.
Layanan iCloud adalah semacam gudang penyimpanan data digital milik Apple. Menggunakan iCloud, Anda seperti menyewa gudang Apple untuk menyimpan data seperti foto, video, atau nomor telepon. Selain tidak memakan memori ponsel, teknologi itu juga memudahkan penggunanya, karena meski berganti ponsel, Anda tetap bisa mengakses informasi-informasi itu dari mana saja, selama masih ada koneksi internet.
"Pekan lalu seseorang menulis pesan di situs GitHub (situs komunitas para programer dan developer), ia mengungkap adanya celah keamanan pada fitur 'Find My iPhone' pada iCloud," jelas Billois, seperti dikutip Phys.org dari AFP.
Celah keamanan itu, tutur Billois, terletak pada layanan yang khusus ditujukan untuk para developer, tetapi rupanya juga bisa diakses secara luas oleh publik. Celakanya, di sana Apple tidak memberi batasan, berapa kali seseorang boleh salah memasukkan password atau nama akun.
Sederhananya begini: biasanya saat Anda akan membuka akun sebuah situs, katakanlah email, akan ada batasan untuk membuat kesalahan. Misalnya ketika sudah lima kali salah memasukkan password, maka akun Anda akan terkunci secara otomatis.
"Pada saat yang sama, orang tersebut menggungah program yang bisa secara otomatis menebak password-password sebuah akun. Nama program itu @Brute force, yang belakangan diubah menjadi iBrute," imbuh Billois.
"Ia juga menjelaskan bagaimana program itu bisa digunakan dengan sangat sederhana. Dengan alat itu semua orang bisa meretas akun iCloud artis dan mengakses semua isi di dalamnya, termasuk foto-foto di dalam ponsel mereka," beber Billois.
Tetapi yang membuat akun iCloud para artis sangat mudah diretas adalah karena mereka gegabah memasang kata kunci atau password.
"Kunci dari semua layanan komputasi awan adalah password," kata Billois, "Password yang digunakan sering lemah dan satu password digunakan untuk beragam layanan."
