Suara.com - Seorang ayah asal Inggris menduga dua anaknya yang bergabung dengan kelompok Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) direkrut dengan menggunakan game Call of Duty.
Menurut pengakuan sang ayah, Ahmed Muthana, (57), anak-anaknya gemar bermain game. Namun, game yang ia mainkan biasanya adalah sepak bola, tinju, dan gulat. Ketika mereka minta dibelikan game Call of Duty, sang ayah tak mampu membelikannya.
Ahmed menduga, kemungkinan, ada orang yang membelikan game tersebut untuk kedua orang tuanya. Menurut Ahmed, bisa saja orang itu pulalah yang mengajak mereka berangkan ke Suriah.
Lelaki asal Cardiff, Inggris itu juga menduga anak-anaknya diperintahkan untuk memainkan game untuk membiasakan mereka melumpuhkan, menembak, dan meledakkan musuh, meski hanya lewat game.
"Permainan itu hanyalah fantasi - anak-anak saya terjebak dalam situasi yang nyata. Semua bertentangan dengan segala yang saya ajari pada mereka dan bagaimana mereka dibesarkan," kata Ahmed.
Nasser, anak Ahmed, belum lama ini tampil dalam sebuah video perekrutan ISIS bersama seorang lelaki asal Cardiff lainnya, Riyaad Khan, (20). Nasser yang adalah mahasiswa kedokteran berangkat ke Suriah bulan November tahun lalu setelah meminjam uang sebesar 100 Poundsterling atau setara Rp2 juta. Alasannya, ia ingin berangkat ke sebuah konferensi Muslim di Shrewsbury.
Namun, nyatanya dia terbang ke Suriah untuk bergabung dengan ISIS. Sejak saat itu pula, orang tua Nasser tak lagi mendengar kabar anaknya.
Demikian pula dengan adiknya, Aseel. Selepas lulus Sekolah Menengah Atas (SMA), Aseel menyusul jejak kakaknya ke Suriah.
Kini, Ahmed Muthana hanya bisa berharap agar anak-anaknya kembali pulang.
"Kedua anakku terpengaruh orang asing, saya tidak tahu oleh siapa. Saya harap mereka mau kembali, hanya itu yang saya inginkan dari mereka - kembalilah," tutup Ahmed. (Mirror)