Dilarang di Twitter, Propaganda ISIS Rambah Diaspora

Ruben Setiawan Suara.Com
Sabtu, 23 Agustus 2014 | 04:34 WIB
Dilarang di Twitter, Propaganda ISIS Rambah Diaspora
Logo Diaspora, situs jejaring sosial berbasis open source.
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Menyusul pemenggalan jurnalis foto Amerika Serikat James Foley oleh ISIS, situs media sosial Twitter menghapus gambar-gambar mengerikan berisi adegan pemenggalan, sekaligus akun yang mengunggah gambar-gambar itu. Tak kehabisa akal, para militan ISIS kini merambah ke situs media sosial lainnya.

Pilihan jatuh pada Diaspora, sebuah jaringan open source yang memberikan keleluasaan bagi para penggunanya untuk mengunggah gambar, video, maupun teks. Tentu saja, Diaspora menjadi media yang sangat tepat bagi ISIS untuk menyebarkan propagandanya. Diaspora memang sudah berusaha menghapus unggahan-unggahan ISIS, namun, sifat dari jaringan mereka yang terdesentralisasi menjadi kendala.

Dibangun dengan filosofi desentralisasi, kebebasan, dan privasi, Diaspora tidak memiliki server, alias pusat penyimpanan data yang terpusat. Sebaliknya, situs ini terdiri atas komputer-komputer (pod) yang dimiliki secara independen dan berinteraksi satu sama lain untuk membangun suatu jejaring sosial. Pod-pod tersebut dikendalikan oleh pengelola pod yang disebut sebagai para podmin.

"Tidak ada server sentral, maka tidak mungkin tim proyek inti memanipulasi atau menghapus konten dari pod tertentu dalam jaringan," kata pihak Diaspora dalam sebuah postingan blognya.

"Ini mungkin jadi alasan mengapa para aktivis Negara Islam (NI) (ISIS) tertarik pada jaringan kami," lanjut Diaspora.

Namun, tidak berarti Diaspora tidak melakukan apapun. Mereka membuat daftar akun yang berkaitan dengan pada pejuang NI dan menghubungi pada podmin yang mengelola akun-akun tersebut.

Sejauh ini, menurut pengakuan Diaspora, para podmin sudah menghapus akun dan unggahan yang berkaitan dengan NI. Diaspora juga mempersilakan para anggota komunitasnya untuk melaporkan pada para podmin jika mereka menemukan konten yang tidak sesuai dengan kebijakan situs, termasuk konten terkait NI.

Diaspora sendiri adalah situs non-profit yang berdiri pada bulan September 2010. Jejaring sosial ini dibangun untuk menyaingi Facebook, yang memberi kesempatan pada orang untuk saling terkoneksi tanpa terganggu privasinya. (Pcmag)

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI