Wow, Mahasiswa ITS Ciptakan Peluru Ramah Lingkungan

Ardi Mandiri Suara.Com
Jum'at, 22 Agustus 2014 | 03:28 WIB
 Wow, Mahasiswa ITS Ciptakan Peluru Ramah Lingkungan
Ilustrasi peluru. (Shutterstocks)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Lima mahasiswa Jurusan Teknik Material dan Metalurgi ITS Surabaya menciptakan peluru ramah lingkungan, sehingga peluru yang biasanya dapat memantul kembali ke penembaknya tidak akan membahayakan lagi.

"Kami mengembangkan peluru yang bersifat 'fragible'," kata Ketua Tim Program Kreativitas Mahasiswa bidang Penelitian (PKM-P) ITS Surabaya, Khoiril Metrima Firmansyah, di kampus setempat, Kamis (21/8/2014).

Didampingi empat rekannya Albertus Septyantoko, Mochammad Ghulam Isaq Khan, Paiman Jhony, dan Rosena Mardliah, ia menjelaskan peluru yang bersifat "fragible" itu merupakan peluru yang dapat pecah bila menumbuk suatu objek.

Selain itu, peluru jenis ini tidak menggunakan logam Pb (plumbum) sehingga peluru ini dapat digolongkan sebagai "green bullet" atau peluru yang ramah lingkungan. "Peluru yang ramah lingkungan itu perlu yang saat digunakan tidak mengandung logam Pb," katanya.

Pria yang akrab dipanggil Metrim itu mengatakan "green bullet" dibuat dengan metode metalurgi serbuk. "Prinsip metode metalurgi serbuk adalah memadatkan serbuk logam dengan tekanan tertentu, kemudian memanaskannya di bawah temperatur lelehnya," ujarnya.

Partikel-partikel logam itu memadu karena mekanisme transformasi massa akibat difusi atom antarpermukaan partikel.

"Tahapan proses metalurgi serbuk ialah karakterisasi serbuk yang meliputi ukuran dan distribusi ukuran serbuk, bentuk serbuk, serta komposisi kimia serbuk, serta dry mixing atau pencampuran serbuk material yang tidak mudah korosi (berkarat)," katanya.

Tak hanya itu, pihaknya juga melakukan kompaksi atau pemampatan dengan gaya tekan 600 MPa selama 10 menit dan sintering. Pemanasan pun dilakukan pada variabel temperatur 3.000 C, 5.000 C, 7.000 C dengan variabel holding time 0,5 jam; 1 jam; 1,5 jam.

"Ada beberapa pengujian yang dilakukan, yaitu uji kekerasan dan uji tekan untuk menentukan variabel yang paling optimum. Dari hasil penelitian, variabel yang optimum yaitu pemanasan sintering pada temperatur 5.000 C dan holding time selama satu jam dengan nilai densitas sinter 7,22 gr/cm3, kekuatan tekan 280,45 MPa, dan nilai kekerasan adalah 60,67 HRF," katanya.

Selain itu, uji karakterisasi material pun turut dilakukan dalam penelitian tersebut. Pada pengujian SEM, ditunjukan bahwa pada variabel temperatur sintering 5.000 C waktu tahan sintering satu jam memiliki homogenitas fasa yang lebih baik.

REKOMENDASI

TERKINI